"Maka inilah kenapa saya dengan Pak Mahfud kencang bicaranya. Kalau ini kita tertibkan, kaitannya kan dengan kolusi, korupsi, karena tidak sesuai dengan aturan," kata Ganjar.
Ia kemudian mengungkit situasi-situasi di lapangan yang juga kerap dijumpai ketika menindak bisnis ilegal itu.
"Mau ditegakkan apa tidak? Harus? Pas kita tegakkan teman kita. Nggak masalah? 'Pak saya pendukung Pak Ganjar lho', gimana?" tanya Ganjar.
Para tokoh adat kemudian sontak menjawab, "Gaspol!". Ganjar lalu menjawab seakan menantang balik mereka, karena merasa tahu bahwa hal-hal semacam itu tidak segampang itu diputuskan.
"Gaspol? Ini Anda lho yang ngomong ya awas ya. Kalau nanti kita gaspol begitu, saya berharap dari sini akan bisa teriak kita dukung Pak Ganjar dan Pak Mahfud," kata dia.
Baca juga: Kampanye di Kaltim, Ganjar Berencana Sambangi IKN
"Bener lho Pak kalo ternyata nanti kita tegakkan ternyata saudaranya Bapak, tanggung jawab. Lho saya kan tidak bohong. Ada yang bohong tapi kan? Saya nggak. Gitu ya? Tapi nanti kalau Bapak mau minta jalan, saya tanya juga lho pak, ini enggak bisa dibuat karena punyanya adat," ungkap Ganjar.
Ia lalu menyinggung perlunya mengakomodasi suara masyarakat adat dengan kearifan masing-masing agar dapat memberikan kontrol atas eksplorasi sumber daya alam yang terjadi di kawasan adat.
Ia juga bercerita pengalamannya ketika melawat ke Fujian, Cina, dan mendapati hunian bertingkat yang menjulang tinggi padahal di sekitarnya terdapat lahan luas yang masih ditumbuhi hutan.
Ganjar mengaku menyampaikan keheranannya itu kepada gubernur, dan gubernur itu menjawab bahwa hunian warga dibuat bertingkat demi menjaga hutan.
Baca juga: Istri Ganjar Silaturahmi ke Nahdliyin Ciamis: Di Tangan Perempuan, Nasib Indonesia Ditentukan
"Itu yang namanya kompromi. Itu yang namanya kita bisa memitigasi agar kemudian tidak terjadi kerusakan," kata politikus PDI-P itu.
"Pertanyaannya, mau nggak rumahnya ke atas, Pak? Mau nggak lahannya tidak berpindah? Mau nggak, nggak membakar hutan? Ini pertanyaan yang sebenarnya gampang saja. Maka kalau hari ini ada tokoh-tokoh adat kita bertemu rasa-rasanya kita perlu memikirkan itu dan Bapak/Ibu bisa berkontribusi dengan caranya," pungkas Ganjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.