Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Sindir Ada Partai Tua Siapkan Kader Maju Pilpres, tetapi Menyerah dan Usung Gibran

Kompas.com - 09/11/2023, 10:22 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun menyinggung ada partai besar dan tua yang sudah menyiapkan kadernya untuk maju dalam Pilpres 2024, tetapi akhirnya mengusung kader partai lain.

Komarudin menyampaikan itu dalam tayangan Gaspol! Kompas.com. Dia ditanya tentang pernyataan Sekjen PDI-P Hasto bahwa ada kartu truf ketua umum (Ketum) partai politik yang dipegang.

Dalam dunia politik, kartu truf merupakan kiasan yang dimaksud untuk mengunci pihak lain.

Baca juga: Petinggi PDI-P: Saya Tak Habis Pikir Jokowi Tidak Dukung Ganjar

"Ini partai sudah tua-tua, banyak di dalam, di sebelah sana itu yang punya kader siapkan bertahun-tahun untuk calon, tapi injury time kok semua menyerah? Ini ada apa? Itu maksud Hasto itu," kata Komarudin, dikutip dari YouTube, Kamis (9/11/2023).

Komarudin mengaku heran mengapa partai politik tersebut akhirnya mengusung Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo yang juga kader PDI-P.

Bahkan, partai itu disebutkan membawa serta narasi generasi muda dalam keputusan mengusung Gibran.

Baca juga: Bobby Nasution Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Sekjen PDI-P: Etikanya Bertanggung Jawab untuk Mundur

Padahal menurutnya, narasi yang disampaikan tidak sesuai dengan kepentingan di balik layar.

"Itu yang harus ditanya di belakang layar itu ada apa bos? Itu dari sisi kepentingan. Apalagi copot Gibran yang dari kader PDI Perjuangan. Itu dari sisi etika, moral semua sudah rusak itu," beber Komarudin.

Oleh karena itu, dalam konteks insan politik, Komarudin berpandangan apa yang diucapkan Hasto masuk akal dengan menduga ada kartu truf Ketum parpol yang dipegang untuk bisa memuluskan Gibran maju dalam Pilpres 2024.

 

Namun, Komarudin enggan bicara jika dirinya dimintai komentar sebagai orang hukum.

"Kan saya ini background orang hukum, jadi kalau ngomong harus ada fakta, tidak bisa lalu bersepakat dan beropini, enggak boleh," ujarnya.

"Tapi kalau pertanyaan dalam konteks politik ya itu masuk akal," sambung dia.

Baca juga: PDI-P: Gibran Bilang Tegak Lurus pada Megawati, Tiba-tiba Jadi Cawapres Prabowo

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto menilai, pencalonan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) terjadi lantaran adanya rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

Diketahui, putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang berusia 36 tahun itu dipilih sebagai bakal cawapres oleh Prabowo Subianto untuk bertarung dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Padahal, berdasarkan aturan yang ada, syarat usia bakal capres-cawapres minimal adalah 40 tahun. Namun, Gibran lolos setelah adanya putusan MK yang mengubah syarat tersebut.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com