Namun, bagaimanapun juga, tidak bisa dimungkiri sebagian orang Indonesia masih banyak yang kurang terdidik dan tinggal di pedesaan.
Baca juga: PDI-P Dinilai Harus Tegas, Pengamat: Jika Ada Nuansa Lemah, Justru Tertinggal Manuver Jokowi
Jamiluddin mengatakan, kaum yang kurang terdidik dan tinggal di pedesaan ini cenderung tidak terlalu peduli dengan isu anti KKN.
"Bahkan, sebagian dari mereka hanya ikut-ikutan mendengungkan anti KKN," ujar Jamiluddin.
Untuk itu, Jamiluddin menduga kelompok yang kurang terdidik dan rural itu tampaknya tidak akan terlalu terpengaruh dengan sindiran kepada pasangan Prabowo-Gibran.
Dengan demikian, Jamiluddin menilai sindiran elite PDI-P dan pasangan AMIN kepada pasangan Prabowo-Gibran kiranya hanya mengena pada segmen menengah ke atas.
Segmen menengah ke atas ini akan mendukung sindiran tersebut karena sejalan dengan kepentingannya.
"Namun, untuk kalangan bawah, sindiran tersebut bisa jadi akan dinilai hanya nyinyiran belaka. Mereka kecil kemungkinan akan terpengaruh. Bagi mereka, hal itu bukan menjadi bagian kepentingannya," katanya.
Baca juga: Soal Putusan MK Terkait Usia Cawapres, Ketua DPP Perindo: Jokowi Sedang Mempertontonkan Nepotisme
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut sedang ada kelahiran nepotisme baru di Indonesia.
Hal itu disampaikan Hasto saat membuka pertemuan Council of Asian Liberals and Democrats di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta pada Sabtu (28/10/2023).
Awalnya, Hasto menyinggung warna baju hitam yang dikenakan Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah.
Baju hitam yang dikenakan Basarah itu berbeda tampak kontras dengan baju berwarna merah yang dikenakan kader PDI-P lainnya.
"Saya tanya ke dia (Basarah), kenapa seragamnya beda dengan saya?" kata Hasto, saat memulai sambutannya, Sabtu.
Baca juga: Baju Hitam di Acara PDI-P dan Sindiran Hasto soal Kelahiran Nepotisme
Hasto mengatakan, Basarah lalu menjawab bahwa baju hitam itu menggambarkan isi hatinya.
Warna hitam itu menandakan demokrasi Indonesia yang dalam tantangan akibat kelahiran nepotisme.
"Dia bilang, ini merefleksikan hatinya bahwa demokrasi Indonesia sedang dalam tantangan, karena kelahiran kembali nepotisme," ujar Hasto disambut tawa hadirin.