Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Dinilai Harus Tegas, Pengamat: Jika Ada Nuansa Lemah, Justru Tertinggal Manuver Jokowi

Kompas.com - 30/10/2023, 14:27 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) harus bersikap tegas menanggapi dugaan manuver politik keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, Dedi tak memerinci sikap tegas yang harus diambil PDI-P untuk menghentikan manuver Jokowi tersebut.

Ia hanya menyapaikan hal itu saat ditanya soal suara lantang sejumlah elite PDI-P yang belakangan mulai terdengar menanggapi isu dinasti politik keluarga Jokowi.

"Jika ada nuansa lemah dengan Jokowi, justru bisa tertinggal dengan manuver Jokowi," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).

Baca juga: PDI-P Dinilai Tengah Mengalami Stres Politik Luar Biasa Usai Merasa Ditinggalkan Jokowi

Dedi mengatakan, publik saat ini menunggu PDI-P bersikap tegas. Sehingga publik tidak ragu dengan sikap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Terlebih, diketahui Megawati hingga kini belum bersuara menanggapi dinamika politik terkait majunya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

Diketahui, PDI-P melalui para elite partai hanya menyatakan rasa kasih Megawati kepada Jokowi tak berkesudahan, layaknya ibu dengan anak.

Padahal, menurut Dedi, PDI-P seharusnya mengambil sikap. Apapun sikap yang diambil juga dinilai tak masalah mengingat partai banteng moncong putih itu adalah partai pemenang di pemilihan umum (pemilu) sebelumnya.

"Bagaimanapun mereka partai pemenang dan masih yang tertinggi hingga saat ini," ujarnya.

Baca juga: PDI-P: Rakyat Sudah Paham, Siapa Meninggalkan Siapa demi Ambisi Kekuasaan

Di sisi lain, Dedi tidak memungkiri bahwa PDI-P dalam situasi yang rumit.

Menurutnya, PDI-P kini menjadi korban manuver politik Jokowi. Tetapi, PDI-P juga dinilai terhambat karena keahlian Jokowi membuat opini.

"Sikap Jokowi yang demikian ini akan membuat elit PDI-P alami kesulitan mendapatkan simpati publik sebagai pihak yang dikhianati," kata Dedi.

"Itulah sebab PDI-P enggan memecat, berupaya untuk tetap tenang agar tidak ditekan opini publik yang keliru," ujarnya lagi.

Baca juga: PDI-P Ungkap Wacana Presiden 3 Periode Permintaan Pak Lurah, Cak Imin: Tanya Hasto Saja

Sebelumnya, politikus senior PDI-P Aria Bima mengatakan, pihaknya memutuskan tidak memecat putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dari partai untuk menghindari keributan dan menjadi obyek playing victim.

Adapun status keanggotaan Gibran di PDI-P menjadi sorotan lantaran Wali Kota Solo itu resmi menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto.

Padahal, PDI-P diketahui mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.

“Kita diam, kita tidak ingin itu menjadi keributan dan dijadikan playing victim seolah-olah kita didorong-dorong oleh media untuk terkait hal pemecatan (Gibran),” kata Aria Bima dalam wawancara dengan Kompas Petang yang tayang di Kompas TV, Sabtu (28/10/2023).

Baca juga: Soal Gibran Tak Dapat Sanksi, Politikus PDI-P: Kita Tak Mau Ribut dan Muncul Playing Victim

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Nasional
PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Nasional
Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Nasional
Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Nasional
Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Nasional
Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Nasional
Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Nasional
Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Nasional
Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Nasional
Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Nasional
Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Nasional
Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Nasional
WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

WIKA Masuk Top 3 BUMN dengan Transaksi Terbesar di PaDi UMKM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com