Ferdinand Marcos (Jr) tampil mengikuti langkah sang ayah, setelah menjadi anggota Kongres, Senat, lalu menjadi gubernur.
Maka, sangat tidak fair bila membandingkan antara dinasti Jokowi dan dinasti-dinasti yang lain tadi, untuk mengamini pencalonan Mas Gibran jadi Cawapres, tegas Abe ke Gina.
Dinasti Jokowi disoal karena orang meragukan, dengan posisinya sebagai presiden, jangan sampai ada unsur penyalahgunaan kewenangan di dalamnya.
Asumsi ini cukup beralasan karena dulu ada ikhtiar mengamandemen Konstitusi agar masa jabatan presiden bisa tiga kali. Gagal. Ikhtiar memperpanjang masa kepresidenan selama tiga tahun, juga gagal.
Dengan kegagalan itu, bisa saja Presiden Jokowi menggunakan berbagai kiat untuk menggolkan putranya sendiri menjadi Wapres, sebagai langkah awal menjadi presiden, sama dengan dirinya. Namanya usahe. Penting untuk menjaga kesinambungan dinasti, kan?
Sak wasangka ini diperkuat lagi dengan fakta, sederet nama yang disebut-sebut menjadi Cawapres sebelumnya. Misalnya saja, Khofifah Indar Parawansa, Airlangga Hartarto, Erick Tohir, Ridwan Kamil, yang telah berproses panjang, tiba-tiba raib entah di mana?
Gibran Rakabuming Raka pun melejit. Di sini masalah etik dan moralnya.
Peluang orang lain langsung ditutup karena ada putra mahkota yang harus diberi jalan pintas dan privilese, tak boleh ditandingi.
Pemberian hak-hak istimewa itu, sah saja ditafsirkan atau diyakini orang, bahwa ada unsur titah dari tahta kekuasaan. Bukan titah dari ketulusan, tegas Abe ke Gina lagi.
Gina pun langsung menimpali Abe. Bagaimana dengan dinasti Sukarno? Bagaimana dengan Puan Maharani?
Abe sontak menjawab tegas ke kakaknya. Puan Maharani itu punya keringat dan investasi jauh ke belakang.
Sejak berusia sangat belia, ia sudah ikut berjuang bersama keluarganya, membela partainya dari kesewenang-wenangan dari pelbagai rezim.
Ia selalu hadir bersama ayah dan ibunya hingga sekarang. Ia tahu dan rasakan kepedihan menjadi orang yang tertindih.
Ada luka di badan dan sanubarinya. Jadi, kalau toh ia naik ke pentas tertinggi, orang lain masih bisa memakluminya.
Lagi pula, ibunya kan tidak lagi jadi pemegang kuasa di pemerintahan di mana ia bisa menyalahgunakan kewenangannya.
Abe pun berkata ke Gina: begini saja, kakak Gina, mari saya bacakan puisi Khalil Gibran yang berjudul: “Anakmu Bukanlah Milikmu.”
Curahkan kasih sayang, tapi bukan memaksakan pikiranmu, karena mereka dikarunia pikiran sendiri
Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya
Karena jiwanya milik masa datang
Yang tak bisa kau datangi
Bahkan dalam mimpi sekali pun
Bisa saja mereka mirip dirimu
Tetapi jangan pernah menuntut mereka sepertimu
Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan tidak tenggelam di masa lampau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.