Di Filipina, Presiden Corazon Aquino, melahirkan seorang putra, Benigno Simeon Aquino III, menjadi Presiden juga, mengikuti ibunya.
Lalu, Presiden Ferdinand Marcos, melahirkan seorang putra, Ferdinand Marcos (III), ikut jejak sang ayah menjadi presiden. Ini jelas adalah dinasti Aquino dan Marcos.
Tidak ada yang salah kan dengan itu?
Yang menjadi masalah bila kita membandingkan dinasti Jokowi dengan dinasti negara-negara yang saya sebutkan tadi.
Di Amerika Serikat, Bush (jr) mengganti ayahnya dengan jerih payahnya sendiri, karena ayahnya sudah tidak menjabat lagi sebagai presiden ketika ia menjadi calon.
Begitu juga di Filipina. Aquino (Jr.) mengikuti jejak mendiang ibunya sebagai Presiden Filipina, setelah ibunya wafat dengan jarak waktu yang panjang.
Hal sama juga terjadi antara Ferdinand Marcos dengan putranya. Mendiang Ferdinand Marcos telah lama meninggal sebelum putranya dilantik menjadi presiden.
Pengalaman sama terjadi juga di India. Indira Gandhi naik jadi Perdana Menteri India setelah ayahnya meninggal. Lalu, Rajiv Gandhi naik jadi Perdana Menteri India setelah ibunya wafat.
Simpul kata, baik dinasti Bush di Amerika Serikat, dinasti Gandhi di India, maupun dinasti Marcos dan Aquino di Filipina, semuanya tidak melibatkan adanya unsur penyalahgunaan kekuasaan, karena ayah dan ibu yang digantikan oleh anak, tidak lagi memegang kekuasaan ketika anak-anak mereka terpilih.
Faktor utama inilah yang membedakan dengan dinasti Jokowi. Karena, Mas Gibran jadi calon Wakil Presiden tatkala ayahnya, Presiden Jokowi, masih sedang memegang jabatan. Maka, sak wasangka pun tidak mudah ditepis.
Hal lain yang membedakan adalah jejak panjang tentang anak-anak yang mengikuti jejak ayah dan Ibu.
Bush (Jr) adalah seorang gubernur di negara bagian Texas dan dikenal luas, sebelum mencalonkan diri jadi presiden.
Indira Gandhi banyak menduduki posisi menteri: Luar Negeri, Keuangan, Pertahanan, Informasi dan Dalam Negeri, sebelum jadi Perdana Menteri.
Rajiv Gandhi mengikuti jejak sang ibu dan kakek, menjadi perdana menteri, setelah malang melintang di partai dan Kongres.
Presiden Aquino (Jr), naik mengikuti jejak sang ibu, setelah menanam investasi sosial dan politik di Kongres dan Senat Filipina.