Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Bangkitnya Dinasti Politik Dalam Demokrasi Ilusif

Kompas.com - 17/10/2023, 14:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa analis bahkan mengakui bahwa kinerja seorang pejabat pemerintah dipengaruhi oleh keamanan dan lamanya masa jabatannya.

Teori terkenal yang dikemukakan oleh Mancur Olson menyiratkan bahwa pemimpin yang kurang baik dengan pegangan kuat pada kekuasaan dapat berperilaku seperti istilah stationary bandits (bandit yang tidak bergerak), mendapatkan manfaat dari posisinya tetapi tetap memastikan pertumbuhan dan pembangunan berlangsung agar mereka tetap mengamankan kekuasaan mereka.

Pandangan yang lebih pesimistis menyimpulkan bahwa pemimpin yang kurang baik dan kurang berprinsip akan beralih ke pemerasan massal dan merusak jika mereka memiliki waktu berkuasa yang singkat.

Dalam konteks ini, dinasti politik seperti dinasti Lee di Singapura dan kestabilan dalam jabatan pemerintah dianggap sebagai faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan.

Ini juga menggambarkan peran pemimpin dalam memastikan stabilitas dan kemajuan negara, baik secara positif maupun negatif, tergantung pada etika dan tujuan mereka.

Memang benar bahwa ada sedikit bukti yang dapat membantah salah satu pandangan tersebut.

Sementara Lee Kuan Yew dan keluarganya memimpin pembangunan cepat dan industrialisasi Singapura, pemimpin lain dengan masa jabatan panjang yang serupa tidak selalu bersikap sebaik itu.

Contohnya termasuk Ferdinand Marcos, yang pernah menjabat sebagai Presiden Filipina lebih dari 20 tahun dengan tingkat kemiskinan hampir dua kali lipat dibanding sebelum ia menjabat.

Selain itu, ada juga Dinasti Duvallier di Haiti, termasuk Papa Doc (ayah yang menjabat sebagai Presiden dari 1957–1971) dan Baby Doc (anak yang menjabat sebagai Presiden dari 1971–1986), yang terkenal dengan pemerintahan yang boros di Amerika Latin kala itu dan menyisakan segudang masalah defisit anggaran yang tidak produktif.

Ini menunjukkan bahwa panjangnya masa kekuasaan (turun temurun) tidak selalu menjadi jaminan bagi keberhasilan atau kebaikan dalam pembangunan negara.

Terdapat contoh di mana pemimpin dengan masa jabatan panjang memimpin negara mereka menuju kemajuan dan contoh di mana pemimpin dengan masa jabatan panjang justru merugikan negara mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain, seperti etika kepemimpinan dan tindakan konkret, juga sangat berperan dalam akhir dari hasil pemerintahan pemimpin yang bersangkutan.

Studi empiris yang pernah dilakukan Mendoza (2012) pada dinasti politik di Dewan Perwakilan Rakyat Filipina ke-15 selama periode 2003–2007, menyimpulkan bahwa sekitar 80 persen legislator dinasti mengalami peningkatan nilai kekayaan bersih yang cukup signifikan.

Sebagian besar, bahkan berhasil melebihi pertumbuhan aset mereka daripada jika mereka berinvestasi di Bursa Efek Filipina.

Dinasti politik di Kongres Filipina juga cenderung mendominasi partai politik utama, mencakup sekitar 60–80 persen dari masing-masing partai politik utama.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com