Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendro Muhaimin
Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM

Bertugas sebagai Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM dan Direktur Eksekutif Sinergi Bangsa

Memaknai Ulang Kesaktian Pancasila

Kompas.com - 02/10/2023, 08:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA hari-hari seputar 30 September hingga 1 Oktober, kita sebagai bangsa diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri.

Kita mengenal Pancasila sebagai falsafah negara kita, ideologi bangsa, dan dasar negara kita. Kita mengenal Pancasila sebagai sejarah panjang yang menyambung masa lalu dan masa depan kita bersama.

Tahun ini, peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2023 bertepatan dengan Minggu, 1 Oktober 2023. Tema Hari Kesaktian Pancasila 2023 ini adalah "Pancasila Pemersatu Bangsa menuju Indonesia Maju".

Betapapun sulit melupakan pengalaman sejarah masa lalu, memaknai Kesaktian Pancasila sulit diwujudkan manakala kita tak bisa memutus rantai kepedihan, dendam, dan menerima kenyataan saat ini.

Sejarah tak akan berulang, posisi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sudah sangat kuat. Pihak yang berupaya menentangnya sudah semakin kahabisan napas.

Sebagaimana ditulis Prof Ahmad Syafii Maarif di artikel “Lumpuhnya Pancasila” (Kompas, 31/5/2021), tantangan terberat dan terbesar dasar dan ideologi negara ini terletak pada keberhasilan atau kegagalannya dalam mengawal gerak sejarah modern Indonesia.

Dikuatkan pula oleh Prof Azyumardi Azra, melalui artikelnya "Memulihkan Kesaktian Pancasila", (Kompas, 18/9/2022), menyampaikan, Meski "kesaktian" Pancasila kembali diperingati, jelas peringatan itu gagal membawa Pancasila ke dalam wacana publik, apalagi mengharapkannya menjadi salah satu faktor signifikan dalam membimbing perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Upaya revitalisasi dan rejuvenasi Pancasila tetap belum terwujud. Pancasila sebagai dasar negara, basis ideologis, dan platform bersama (common platform) warga negara-bangsa Indonesia yang plural dan multikultural masih marjinal dalam wacana dan kehidupan publik nasional.

Harus diakui, sampai saat ini masih terdapat banyak tafsir mengenai Pancasila dikatakan "sakti".

Sakti itu memiliki arti luas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata sakti memiliki tiga arti, yakni 1) mampu (kuasa) berbuat sesuatu yang melampaui kodrat alam; mempunyai kesaktian; 2) mempunyai kuasa gaib; bertuah; 3) keramat.

Namun umumnya sakti dalam masyarakat berarti memiliki kekuatan yang tidak tertandingi sehingga tidak bisa dikalahkan.

Dari sudut pengertian "sakti" itu saja, ketika seseorang berbicara baik dan buruk dan bahkan ideal dan tidak ideal mengenai Pancasila, pasti ada sebagian pandangan yang berseberangan dan tidak segan merendahkan.

Sikap yang demikian itu muncul bukan karena adanya penolakan terhadap Pancasila, melainkan lebih karena begitu banyak realitas yang tidak sesuai dengan cita ideal, prinsip, dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Dan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, apalagi hanya ditengok dengan kebijakan yang jauh dari ideal dan relevan.

Sambung rasa

Pada saat yang sama, begitu banyak pula masalah yang dihadapi negara-bangsa ini yang tidak terselesaikan sampai sekarang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com