Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendro Muhaimin
Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM

Bertugas sebagai Koordinator Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Pancasila UGM dan Direktur Eksekutif Sinergi Bangsa

Memaknai Ulang Kesaktian Pancasila

Kompas.com - 02/10/2023, 08:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terdapat banyak kesenjangan di antara cita ideal Pancasila sebagai suatu kesatuan dan juga tiap-tiap silanya dengan realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari warga bangsa.

Pancasila dan aktualisasinya harus mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan masa depan. Esensi memaknai Pancasila "sakti" adalah menempatkan Pancasila sebagai ideologi terbaik bagi bangsa ini.

Sejatinya aktualisasi Pancasila tercermin bukan hanya dengan meyakininya saja, melainkan juga memahami, dan mempraktikkan amanat nilai-nilainya sebagai pedoman hari-hari ini dan masa depan.

Tantangan terbesar Pancasila pada dasarnya berada pada seberapa kuat bangsa ini tangguh menggenggam sejarah kelam masa lalu dan mampu bertahan mengenggam falsafah sila-sila itu di tengah gempuran ideologi global yang semakin besar.

Menyambung rasa sebagai ideologi perjumpaan bagi generasi mendatang.

Ke depan, bangsa Indonesia akan terus dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih besar dan kompleks.

Meski demikian, bangsa ini juga tak boleh terlalu khawatir karena sejatinya ada nilai perekat kolektif dalam bentuk Pancasila.

Selama kita belum mampu memulai dengan penyegaran pemikiran yang sejalan dengan kesediaan hidup berdampingan secara damai dan menjadi ihktiar kolektif nasional, maka sulit bisa memenangkan masa depan.

Rasa saling percaya pada Pancasila akhirnya harus diikat oleh kesamaan cara penerimaan kita terhadap Pancasila.

Semua memerlukan kehadiran penyelenggara negara dan warga negara yang berintegritas kuat, yang dapat memelihara kelangsungan hidup keberagamaan dan kemanusiaan, memegang teguh cita-cita persatuan yang luhur dan demokrastis, serta menjunjung tinggi prinsip keadilan.

Menjaga eksistensi

Eksistensi Pancasila yang terjaga dalam dasar nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus terus dihidupi oleh seluruh elemen bangsa untuk menjawab seberapa pun besarnya tantangan masa depan.

Dalam memaknai Pancasila "sakti", usaha menumbuhkan penerimaan ideologi dan dasar negara tidak dikehendaki lewat jalan pemaksaan dan penyeragaman.

Namun, bisa dimulai melalui hal-hal sederhana seperti gotong royong, merayakan kebhinekaan, dan penumbuhan kesadaran kolektif bahwa menjadi warga bangsa adalah pilihan menerima Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.

Tanpa adanya modal kesadaran kolektif, jelas Pancasila tidak akan hadir dalam kiprah dan langkah warga bangsa.

Yang terjadi sebaliknya, Pancasila tenggelam dalam arus besar perubahan dan gempuran ideologi lain yang berlangsung cepat dan akan berdampak panjang bagi kelangsungan hidup bangsa.

Pinjam istilah dari Prof Azyumardi Azra, tidak ada alternatif lain bagi segenap warga bangsa kecuali "memulihkan" kesaktian Pancasila.

Namun, ini bukan hal sederhana karena kompleksitas masalah yang terkait dengan Pancasila dan juga dalam hubungan dengan dinamika kehidupan bangsa saat ini.

Lebih-lebih lagi ketika Pancasila dihadapkan pada berbagai realitas, yang segera menampilkan kontradiksi dan disparitas dengan cita ideal, nilai, dan norma Pancasila.

Di mana letak "sakti"-nya Pancasila, jawabnya adalah ada dalam niat dan pikiran warga bangsa. Keberlanjutannya pun sangat bergantung dengan cara-cara kita mengaktulisasikannya. Dan itu adalah tugas yang tiada akhir bagi kita untuk menjaganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com