JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) periode 2011-2013 Laksdya TNI (Purn) Soleman B Ponto memberikan tanggapan soal pernyataan Jokowi mengenai data intelijen yang mengungkapkan kondisi internal partai politik (parpol) di Indonesia.
Menurut Ponto, ia mengetahui isi laporan intelijen mengenai arah parpol karena BAIS pada eranya pernah meneliti hal serupa menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014.
Hal tersebut disampaikan Ponto dalam program Satu Meja Kompas TV, seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (22/9/2023).
"Kita tidak melihat itu partai. Tapi, kita melihat itu, ini ada kegiatan sekelompok orang, ada manusianya, ada ngapain dia. Itu kalau tidak ada UUK (unsur utama keterangan)," ujar Ponto.
Baca juga: Komisi I DPR Yakin Jokowi Tak Punya Niat Jahat meski Pegang Data Intelijen soal Daleman Parpol
Ponto mengungkapkan, jika Presiden tidak meminta laporan intelijen, BAIS tetap melaporkan. Sehingga, laporan tersebut menjadi sia-sia.
Kemudian, Ponto menegaskan bahwa data intelijen hanya menyumbang 40 persen dari keputusan seorang pemimpin. Sebab, Presiden disebut sudah memiliki bagian 60 persennya.
"Jadi jangan dianggap keputusan seorang komandan itu 100 persen dari intelijen. Tidak. 40 persen. Itulah sebabnya ada yang namanya UUK. Orang kan tidak pernah lihat itu UUK," katanya.
Menurut Ponto, jika seorang Presiden tertarik terhadap suatu isu, tetapi belum mengetahui seluruhnya, di situlah intelijen bergerak untuk mencarikan sisa informasi yang belum diketahui.
Baca juga: Jangan-jangan Jokowi Mau Tebar Ancaman ke Partai Politik yang Tidak Sejalan...
Dengan demikian, laporan intelijen yang diberikan BAIS bisa membantu Presiden dalam membuat keputusan secara matang.
"Jadi, kalau saya sudah tertarik, begitu saya tertarik, artinya sudah 60 persen saya tahu. Tinggal 40 persen. Saya akan keluarkan UUK. Cari sisanya ini untuk melengkapi 100 persen, baru saya bertindak," ujar Ponto.
Soleman B Ponto pun melanjutkan, masyarakat sebaiknya tidak perlu takut terhadap Presiden Jokowi yang memegang data "daleman" parpol.
"Enggak usah takut lah. Biasa itu," kata Ponto.
Ponto mengatakan, tidak akan terjadi apa-apa hanya karena Jokowi memegang data arah parpol dari intelijen.
Baca juga: Eks Kepala BAIS Ungkap Isi Laporan Intelijen Daleman Parpol yang Dipegang Jokowi
Apalagi, menurutnya, intelijen akan tetap terus bekerja.
"Mau ditakuti, enggak ditakuti, intelijen itu tetap bekerja. Dan prinsip intelijen tidak kelihatan, belum tentu dia tidak ada. Kalau ada pun, belum tentu itu bentuknya. Lalu mau diapain?" ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.