JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan peta jalan untuk pembentukan angkatan siber di TNI.
“Peta jalan itu sedang kami siapkan, tentunya pengambil keputusan bukan di Lemhannas,” kata Andi dalam konferensi pers di Kantor Lemhannas, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).
Andi menyebutkan, roadmap itu telah ia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Untuk dikaji lebih lanjut terkait kebijakan operasionalnya,” tutur Andi.
Andi mengatakan, kemungkinan pembentukan angkatan siber TNI itu masih lama.
Baca juga: Alasan Lemhannas Getol Usulkan Pembentukan Angkatan Siber di TNI
“Tapi mungkin yang terdekat adalah dari satuan-satuan siber yang hari ini bintang 1, bisa kemudian jadi bintang 2, lalu kemudian kita bisa membuat semacam komando gabungan siber,” kata Andi.
Sebelumnya, Andi terlebih dulu mengusulkan pembentukan angkatan siber di TNI untuk melengkapi tiga matra yang sudah ada, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).
Usulan pembentukan Angkatan Siber itu dikeluarkan Andi dalam Seminar Nasional Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 di Hotel Borobudur, Jakarta, 7 Agustus 2023.
Menanggapi wacana tersebut, TNI mengaku sedang mengkajinya. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, usulan itu perlu dikaji secara ilmiah.
Baca juga: Arti Kata Piting yang Diucapkan Panglima TNI Saat Beri Instruksi Prajuritnya Atasi Pendemo Rempang
“Ini harus dikaji secara ilmiah,” kata Kapuspen saat ditemui usai pelantikan perwira di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, 9 Agustus 2023.
Julius berkaca pada Amerika Serikat yang juga memiliki Angkatan Siber, selain Angkatan Laut, Marinir, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara.
Oleh karena itu, menurut Julius, Mabes TNI sedang mengkaji terkait sumber daya manusia (SDM) apabila dibentuk Angkatan Siber.
Baca juga: Soal Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Panglima TNI, Lemhannas: Tidak Mungkin jika UU TNI Tak Diubah
“Runutan SDM-nya seperti apa, tamtama, korps-nya apa, bintaranya apa, kemudian perwiranya, terus berjenjang, kemudian pengembangan kariernya seperti apa,” kata Julius.
“Jadi banyak yang perlu dikaji lebih dalam, untuk menuju ke sana mungkin bisa dibacarakan, dikaji lebih dalam,” ujar Julius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.