Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Koalisi "Gambot" Penampung Hati yang Terluka

Kompas.com - 18/09/2023, 06:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

USAI sudah masa “berkabung” Partai Demokrat pascaberpisah dengan Anies Baswedan dan Partai Nasdem. Tanda-tanda akan bergabungnya Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju semakin santer terdengar dalam tiga hari terakhir ini.

Kode keras akan bergabungnya Demokrat ke koalisi pengusung bakal capres Prabowo Subianto justru disuarakan oleh para elite Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar.

Seperti ingin mengorfimasi kepastian Demokrat “kawin” dengan Koalisi Indonesia Maju, sinyal ada partai berwarna biru dan ketua umumnya masih muda serta tampan akan masuk koalisi menjadi pertanda berlabuhnya partai berlogo mercy itu.

Kedatangan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat (Sabtu, 17 September 2023) disertai fungsionaris Demokrat serta disambut elie-elite partai anggota Koalisi Indonesia Maju, menjadi akhir dari “drama” yang mengharu biru sejak 5 September lalu.

Usai ditinggal “kawin” Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan deklarasi di Hotel Majapahit, Surabaya, 5 September 2023 lalu, SBY seperti mewakili perasaan hati putranya yang kecewa dan marah atas sikap Anies Baswedan.

Tidak menunggu lama, Agus Harimurti Yudhoyono yang gagal didapuk menjadi cawapresnya Anies Baswedan menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan.

Ajakan untuk bergabung kembali dan mendukung pasangan Anies – Cak Imin, baik dari PKB maupun PKS, tidak digubris Demokrat.

Usai “menjomblo” sekitar kurang dari dua minggu, akhirnya Demokrat mantap memilih untuk berada di barisan Koalisi Indonesia Maju.

Bergabungnya Demokat dalam Koalisi Indonesia Maju bersama Gerindra, Golkar, PAN, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) semakin menambah “sesak” jumlah pendukung pencapresan Prabowo.

Walau belum secara resmi menyatakan dukungannya terhadap pencapresan Prabowo, saya prediksi PSI akan berlabuh bersama Koalisi Indonesia Maju. Gelagat para elite PSI dan kedekatannya dengan Prabowo, membuat saya yakin PSI akan bersama Prabowo.

Kumulatif prosentase suara di Pemilu 2019 maupun raihan total kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Koalisi Indonesia Maju jelas melebihi ketentuan pengajuan pasangan Capres – Cawapres seperti yang disyaratkan Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Untuk bisa mengajukan pasangan kandidat presiden dan wakil presiden harus memiliki minimal 115 kursi di parlemen. Adapun penguasaan Koalisi Indonesia Maju mencapai 261 kursi di DPR.

Jika mengikuti ketentuan persyaratan prosentase suara, jumlah prosentase suara partai-partai yang terwakili di DPR dan partai “Parnoko” alias partai nol koma di Koalisi Indonesia Maju juga berada di atas ketentuan ambang batas 25 persen.

Ketua Umum Partai Gelora Anies Matta, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus bakal calon presiden Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (kiri ke kanan) foto bersama di Kantor DPP Partai Golkarm Jakarta. Dalam konferensi pers, Prabowo menjelaskan landasan yang telah dicapai pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi akan terus dipertahankan.KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN Ketua Umum Partai Gelora Anies Matta, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus bakal calon presiden Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (kiri ke kanan) foto bersama di Kantor DPP Partai Golkarm Jakarta. Dalam konferensi pers, Prabowo menjelaskan landasan yang telah dicapai pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi akan terus dipertahankan.
Gabungan prosentase raihan suara Koalisi Indonesia Maju di Pemilu 2019 mencapai 42,63 persen.

Jika dibandingkan dengan koalisi pengusung Ganjar Pranowo yang didukung PDIP, PPP, Hanura dan Perindo, total kursi di DPR hanya berjumlah 147.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com