Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Koalisi "Gambot" Penampung Hati yang Terluka

Kompas.com - 18/09/2023, 06:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Cara Gerindra melokalisasi Demokrat dengan memberi empat kursi menteri termasuk kepastian AHY sebagai salah satu menteri koordinator, bisa menjadi strategi Prabowo untuk melempangkan jalan kandidat cawapresnya agar tidak diganggu dari dalam.

Ibarat memiliki banyak anak, Prabowo yang lama menjadi “single parent” harus memberi keadilan bagi partai-partai yang bergabung di koalisinya.

Jika Golkar tetap ngotot meminta jatah cawapres untuk Airlangga Hartarto, maka PAN yang hanya memiliki kursi hampir setengah kursi Golkar di parlemen juga “ngotot” minta jatah. PAN tetap rajin berjualan nama Erick Thohir sebagai pendamping Prabowo.

Lebih menggemaskan lagi, Partai Bulan Bintang yang absen di parlemen karena hanya meraih 0,79 persen di Pemilu 2019, juga memasang selera tinggi. Yusril Ihza Mahendra sang ketua umum PBB juga menyodorkan diri sebagai kandidat cawapres.

Walau tidak dinyatakan eksplisit, saya juga ragu jika partai baru seperti Gelora tidak mengajukan “permintaan” alias persyaratan saat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.

Belum lagi PSI dan partai lain yang mungkin akan bergabung.

Ingatlah ada adagium dalam politik yang berlaku abadi dan kekal sepanjang masa: tidak ada makan siang yang “gretongan”. Duduk dan mengambil piring makan di warung pinggir jalan saja terkadang sudah dianggap makan dan diharuskan bayar.

Demokrat kehilangan momentum sejarah

Batalnya Demokrat melakukan “ijab kabul” politik dengan koalisi pengusung Ganjar Pranowo terutama dengan PDIP menjadi catatan sejarah yang terus berulang.

Kegagalan menyatukan elite “merah” dan “biru” sepertinya terhalang Tembok Berlin yang dikenal kokoh dan ketat penjagaannya.

Menyatukan Demokrat dan PDIP tidak sekadar menyatukan aras politik pada jalan perjuangan yang sama, tetapi juga mengguyubkan kembali relasi SBY – Megawati Soekarnoputri yang dianggap publik “tidak harmonis”.

Padahal Puan Maharani dan AHY telah membuka simpul persahabatan melalui pertemuan yang begitu akrab di Plataran Hutan Kota Senayan, Jakarta, 18 Juni 2023 lalu.

Publik – termasuk saya – begitu berharap silaturahmi tersebut tidak sekadar basa-basi politik saja, tetapi juga membuka kerja sama politik yang kongkret.

Andai saja Demokrat “bergandengan” tangan politik dengan PDIP dalam mendukung Ganjar, maka tidak saja relasi SBY dan Megawati yang tertaut, tetapi di akar rumput akan mengurangi tensi ketegangan antara simpatisan “merah” dan “biru” yang selama ini terbelah.

Dalam tataran lokal yang saya ikuti dengan langsung, koalisi PDIP dengan Demokrat telah berjalan apik saat memenangkan Zainal Arifin Paliwang dan Yansen Tipa Padan di Pilgub Kalimantan Utara 2020 lalu.

Walau kalah di Pilgub Kalimantan Barat 2018 saat mengusung Karoline Margreth Natasha – Suryadman Gidot, kerja sama Demokrat dan PDIP juga terjadi di Jawa Tengah saat PDIP mengajukan Ganjar Pranowo – Taj Yasin.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com