Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Peti Buku dan Permainan Catur Bung Hatta dalam Pengasingan…

Kompas.com - 13/09/2023, 05:30 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Bung Hatta hanya terdiam melihat pemandangan itu. Sampai akhirnya dia menjawab sendiri pertanyaannya, “kakkerlak (lipas),” katanya.

Setelahnya, Hatta juga sempat melempar candaan, meski dalam suasana serius. Ia bertanya tentang berapa warna pelangi, dan pertanyaan lain semacamnya.

“Itulah humor Bung Hatta. Tapi, meski tidak banyak memulai humor, beliau sangat menikmati suasana gembira di antara kami sehingga suasana pembuangan hampir tak terasa,” tutur Bondan.

16 peti buku dan permainan catur

Bondan bersaksi bahwa hidup Bung Hatta hampir seluruhnya diabadikan pada perjuangan. Dalam pengasingan di Boven Digoel saja, Hatta membawa 16 peti buku.

“Hampir seluruh waktunya ditumpahkan untuk belajar,” katanya.

Selama berada di Boven Digoel, kata Bondan, dirinya, Hatta, dan tahanan Belanda lain juga kerap bermain sepak bola.

Bung Hatta memilih sebagai bek atau pemain belakang, Syahrir di posisi centervoor atau gelandang, dan Bondan di sayap kanan.

“Kalau tidak, ia main catur atau dam-daman,” ungkap Bondan.

“Tetap semua itu dilakukan tanpa perhatian khusus, sehingga kalau kalah main pun tak ada pengaruhnya pada sikap Bung Hatta,” tuturnya.

Baca juga: Megawati Beberkan Alasan Bung Karno Tak Punya Wapres Selain Bung Hatta

Disiplin

Selama satu tahun tinggal bersama Hatta, Bondan pun menyadari bahwa lelaki yang kelak menjadi wakil presiden pertama RI ini sangat disiplin.

Katanya, Hatta punya kebiasaan membuat “time table” kegiatan sehari-harinya di Boven Digoel.

“Jam sekian menyalakan api untuk masak air. Dari jam sekian ke jam sekian belajar,” ungkap Bondan.

Kebersamaan Bondan dan Hatta di Boven Digoel berakhir ketika tahun 1936 pemerintah Belanda memindahkan Hatta dan Syahrir ke Bandaneira, Maluku.

Bondan sendiri tetap di Boven Digoel sampai Jepang menginjakkan kaki di tanah Papua sekitar tahun 1943. Tahanan politik di Boven Digoel pun diangkut oleh Belanda ke Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com