“Kami terus berinvestasi lebih banyak dan memperluas bisnis kami di Asia, karena kami tahu masa depan dunia ada di Asia yang tengah berkembang cepat,” ujar Yoki.
Ia mengungkapkan, terdapat peluang besar di sektor pelayaran internasional.
Oleh karena itu, kata Yoki, pihaknya menyusun strategi dan melakukan transformasi terutama untuk peningkatan transportasi dan logistik energi.
Sementara itu, ahli ekonomi dan politik internasional Asmiati Malik sepakat bahwa ASEAN memiliki kunci untuk terus berkembang.
Baca juga: Setelah KTT ASEAN, Jumlah Calon Investor IKN Terus Bertambah Jadi 281
Apalagi, ASEAN memiliki posisi sebagai kawasan yang masuk dalam tiga besar pasar dengan pertumbuhan paling signifikan di dunia.
“Namun, ASEAN memiliki tantangan utama untuk berkembang, antara lain terkait fokus anggaran yang seharusnya bisa lebih banyak di sektor maritim dan tentunya transparansi dari anggaran tersebut,” tutur Asmiati.
Senior Partner McKinsey & Company Indonesia Khoon Tee Tan juga menekankan pentingnya investasi di sektor digitalisasi untuk percepatan industri logistik ASEAN.
“Saat ini negara-negara ASEAN masih terfragmentasi sehingga hanya ada pelaku-pelaku bisnis skala kecil. Ini yang perlu dikolaborasikan agar bisnis di kawasan Asia Tenggara bisa lebih besar,” ujarnya.
Baca juga: 10 Perguruan Tinggi Terbaik di Asia Tenggara, Ada 2 dari Indonesia
Secara keseluruhan, para pembicara optimistis kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, memiliki potensi untuk terus berkembang dengan aset-aset dan keunggulan yang dimiliki saat ini.
Selain upaya digitalisasi yang perlu semakin digencarkan, dukungan regulasi juga menjadi kunci untuk bisa menjawab tantangan industri logistik ASEAN yang semakin kompetitif pada masa depan.