Hal ini sebagai bekal bagi prajurit ketika ditugaskan bertempur, tidak hanya di lautan, tetapi juga di puncak gunung.
Kopaska memiliki semboyan “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang berarti tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi.
Kopaska berhasil melakukan sejumlah operasi militer, di antaranya pembebasan Papua Barat, Operasi Khusus Kikis Bajak, dan Operasi Khusus Lusitania Expresso.
Baca juga: Mengenal Pasukan Elite Kopaska yang Hari Ini Genap Berusia 60 Tahun
Pasukan elite TNI AL selanjutnya adalah Intai Amfibi (Taifib), atau biasa dikenal Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib).
Yontaifib sebagai salah satu satuan pelaksanan di bawah kendali langsung Pasukan Marinir (Pasmar).
Pasukan ini merupakan bagian dari Korps Marinir TNI AL dan memiliki semboyan “Maya Netra Yamadipati” yang berarti “bergerak dengan cepat, rahasia, dan mematikan dalam setiap pertempuran”.
Awalnya, Yontaifib dibentuk karena Korps Marinir TNI AL memerlukan data-data intelijen lengkap.
Baca juga: Prajurit Yontaifib Pasmar 2 Gelar Terjun Tempur Dini Hari
Yontaifib awalnya bernama Komando Intai Para Amfibi atau Kipam. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961.
Dalam perjalanannya, nama satuan ini pun mengalami beberapa kali pergantian. Dari Batalyon Intai Para Amfibi (Yon Ipam), Kesatuan Intai Para Ampini (Sat Ipam), Satuan Intai Amfibi (Sat Intam), Marinir Intai Amfibi (Martaifib) hingga Yontaifib.
Tugas Yontaifib membina dan menyediakan kekuatan amfibi maupun darat. Selain itu, tugas para prajuritnya adalah melakukan operasi khusus dalam pelaksanaan operasi amfibi dan satuan tugas TNI AL.
Ciri khas prajurit Yontaifib memakai baret ungu khas Marinir. Akan tetapi, Yontaifib berbeda dengan Marinir pada umumnya. Mereka menggunakan brevet ‘Tri Media' di samping Pataka Korps Marinir.
Baca juga: Deretan Brevet TNI yang Diraih Kapolri, dari Komando Kopassus hingga Taifib Marinir
Pasukan khusus TNI AL terakhir yaitu Detasemen Jala Mangkara atau Denjaka.
Denjaka dibentuk pada 4 November 1982. Awalnya bernama Pasukan Khusus AL (Pasusla).
Kemudian, pada 12 November 1984, pasukan elite ini berganti menggunakan nama Denjaka karena perkembangan pasukan yang begitu mumpuni.
Para prajurit Denjaka direkrut dari personel Yontaifib dan Kopaska. Tetapi, satuan ini berada di bawah komando pelaksana Korps Marinir.