Salin Artikel

HUT Ke-78 TNI AL, Ini Daftar Pasukan Khusus dari Matra Laut

TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara memiliki tugas dan kewajiban menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara di laut. Hal itu sesuai amanat Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, pembangunan kekuatan TNI AL tidak hanya aspek pertahanan, tetapi keamanan juga.

Dalam perjalanannya, matra laut Indonesia memiliki pasukan khusus untuk pertahanan dan keamanan laut Indonesia.

Lantas, apa saja pasukan khusus yang dimiliki TNI AL?

1. Kopaska

Kopaska atau kependekan dari Komando Pasukan Katak, merupakan salah satu pasukan elite milik TNI AL.

Dikutip dari Kompaspedia, Kopaska dibentuk saat masa Operasi Trikora pada 1962.

Saat itu, Presiden pertama RI Soekarno menilai perlu dibentuknya sebuah pasukan khusus untuk membuka jalan bagi operasi amfibi terbesar untuk membebaskan Irian Barat dari kekuasaan Belanda.

Prajurit Kopaska dibekali kemampuan untuk beroperasi di empat matra; darat, laut, udara, dan bawah permukaan air.

Kemampuan pertempuran laut khusus yang dimiliki Kopaska juga terbukti dalam beberapa operasi militer dan operasi penyelamatan korban kecelakaan di perairan.

Kopaska resmi dibentuk dan didirikan berdasarkan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep.M/KSAL.5401.13. Letkol Laut OP Koesno ditunjuk sebagai komandan pertama Kopaska.

Ciri khas prajurit Kopaska ditandai dengan baret berwarna merah marun dan mengenakan buff tengkorak.

Dikutip dari laman Koarmada II, untuk mengaplikasikan kemampuan infiltrasi dan eksfiltrasi melalui jalur laut, prajurit Kopaska biasanya menggelar latihan serangan pantai dan penguasaan runway.

Prajurit Kopaska juga harus memiliki kemampuan dasar lainnya, seperti terjun payung dan menembak.

Hal ini sebagai bekal bagi prajurit ketika ditugaskan bertempur, tidak hanya di lautan, tetapi juga di puncak gunung.

Kopaska memiliki semboyan “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang berarti tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi.

Kopaska berhasil melakukan sejumlah operasi militer, di antaranya pembebasan Papua Barat, Operasi Khusus Kikis Bajak, dan Operasi Khusus Lusitania Expresso.

Yontaifib sebagai salah satu satuan pelaksanan di bawah kendali langsung Pasukan Marinir (Pasmar).

Pasukan ini merupakan bagian dari Korps Marinir TNI AL dan memiliki semboyan “Maya Netra Yamadipati” yang berarti “bergerak dengan cepat, rahasia, dan mematikan dalam setiap pertempuran”.

Awalnya, Yontaifib dibentuk karena Korps Marinir TNI AL memerlukan data-data intelijen lengkap.

Yontaifib awalnya bernama Komando Intai Para Amfibi atau Kipam. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961.

Dalam perjalanannya, nama satuan ini pun mengalami beberapa kali pergantian. Dari Batalyon Intai Para Amfibi (Yon Ipam), Kesatuan Intai Para Ampini (Sat Ipam), Satuan Intai Amfibi (Sat Intam), Marinir Intai Amfibi (Martaifib) hingga Yontaifib.

Tugas Yontaifib membina dan menyediakan kekuatan amfibi maupun darat. Selain itu, tugas para prajuritnya adalah melakukan operasi khusus dalam pelaksanaan operasi amfibi dan satuan tugas TNI AL.

Ciri khas prajurit Yontaifib memakai baret ungu khas Marinir. Akan tetapi, Yontaifib berbeda dengan Marinir pada umumnya. Mereka menggunakan brevet ‘Tri Media' di samping Pataka Korps Marinir.

Denjaka dibentuk pada 4 November 1982. Awalnya bernama Pasukan Khusus AL (Pasusla).

Kemudian, pada 12 November 1984, pasukan elite ini berganti menggunakan nama Denjaka karena perkembangan pasukan yang begitu mumpuni.

Para prajurit Denjaka direkrut dari personel Yontaifib dan Kopaska. Tetapi, satuan ini berada di bawah komando pelaksana Korps Marinir.

Pasukan ini dibentuk untuk menanggulangi ancaman aspek laut, yakni terorisme, sabotase, dan lainnya.

Tidak hanya menindak cepat, para prajurit pasukan ini juga dituntut efektif bertindak menghadapi segala bentuk aksi teror.

Mereka bahkan dituntut untuk sedapat mungkin menghindari korban jiwa dan material di pihak sendiri ketika menindak aksi teror.

Prajurit Denjaka memiliki kemampuan fisik yang berfokus di laut. Mereka dituntut menguasai kemampuan seperti pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara, penguasaan metode bawah air, dan lintas atas air senyap.

Denjaka memiliki moto "Satya Wira Dharma". Ciri khas pasukan ini yaitu berseragam hitam lengkap dengan baret ungu.

Diketahui, kapal MV Sinar Kudus yang membawa 20 anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011.

Saat itu, Komandan Denjaka Letkol Suhartono terlibat dalam operasi tersebut.

Kini, Suhartono menjabat sebagai Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AL (Dankodiklatal) serta berpangkat Letjen Marinir.

Bersama Sat-81 Kopassus TNI AD dan Kopaska, Denjaka berhasil menyelamatkan 20 ABK yang disandera tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2023/09/11/09413991/hut-ke-78-tni-al-ini-daftar-pasukan-khusus-dari-matra-laut

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke