Pasukan ini dibentuk untuk menanggulangi ancaman aspek laut, yakni terorisme, sabotase, dan lainnya.
Tidak hanya menindak cepat, para prajurit pasukan ini juga dituntut efektif bertindak menghadapi segala bentuk aksi teror.
Mereka bahkan dituntut untuk sedapat mungkin menghindari korban jiwa dan material di pihak sendiri ketika menindak aksi teror.
Baca juga: Suhartono, Eks Pengawal Jokowi dan Komandan Denjaka, Masuk Radar Calon KSAL
Prajurit Denjaka memiliki kemampuan fisik yang berfokus di laut. Mereka dituntut menguasai kemampuan seperti pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara, penguasaan metode bawah air, dan lintas atas air senyap.
Denjaka memiliki moto "Satya Wira Dharma". Ciri khas pasukan ini yaitu berseragam hitam lengkap dengan baret ungu.
Keterlibatan Denjaka saat operasi yang paling terkenal adalah ketika ikut operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus pada 2011.
Diketahui, kapal MV Sinar Kudus yang membawa 20 anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011.
Saat itu, Komandan Denjaka Letkol Suhartono terlibat dalam operasi tersebut.
Kini, Suhartono menjabat sebagai Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AL (Dankodiklatal) serta berpangkat Letjen Marinir.
Bersama Sat-81 Kopassus TNI AD dan Kopaska, Denjaka berhasil menyelamatkan 20 ABK yang disandera tersebut.
Baca juga: Penggagas Denjaka Gafur Chaliq Meninggal, KSAL: Kita Kehilangan Putra Terbaik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.