Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DCS Caleg Perempuan Turun, Formappi: Keterwakilan Perempuan Masih Sekadar Formalitas

Kompas.com - 01/09/2023, 14:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menemukan jumlah keterwakilan perempuan di Daftar Calon Sementara (DCS) Pileg 2024 menurun dibandingkan Pileg tahun 2019.

Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, turunnya persentase perempuan yang menjadi calon anggota legislatif (caleg) pada Pileg 2024 menandakan keterwakilan perempuan di setiap parpol masih sekadar formalitas.

Diketahui, setiap parpol perlu memenuhi ambang batas pencalonan caleg perempuan minimal 30 persen dari total calon.

"Angka representasi perempuan parpol-parpol yang ada di sekitar 30-40 persen menunjukkan bahwa keterwakilan perempuan masih sekadar formalitas saja, untuk memenuhi persyaratan saja," kata Lucius Karus dalam konferensi pers dikutip dari YouTube Formappi, Jumat (1/9/2023).

Baca juga: Disayangkan, Keterwakilan Perempuan Seolah Tenggelam di Tengah Isu Popularitas Capres

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Keterwakilan Perempuan di DPR dalam Angka

Lucius menyampaikan, calon legislatif perempuan pada DCS tahun 2019 mencapai 3.194 orang atau 40 persen. Namun, jumlah keterwakilan ini menurun menjadi 37 persen dan caleg laki-laki naik menjadi 63 persen pada DCS tahun 2024.

Ironisnya, kata Lucius, penurunan dibarengi dengan bertambahnya tiga daerah pemilihan (dapil) usai pemekaran wilayah Papua.

Peserta Pemilu pun bertambah menjadi 18 partai politik, dan alokasi kursi DPR RI bertambah dari 575 kursi di Pemilu sebelumnya menjadi 580 kursi pada Pemilu 2024.

"Dengan penambahan beberapa aspek di Pemilu 2024 fakta bahwa representasi perempuan dalam DCS menurun itu ironis," beber dia.

Baca juga: MA Sebut Hitungan Keterwakilan Caleg Perempuan oleh KPU Langgar UU Pemilu

Lucius menyampaikan, keterwakilan perempuan di masing-masing parpol memang sudah melebihi ambang batas 30 persen. Namun, memenuhi saja tidak cukup mengingat bertambahnya beberapa aspek.

Ia lantas menyoroti partai-partai politik yang memiliki keterwakilan perempuan paling banyak dan paling sedikit.

Partai Gelora menjadi partai dengan keterwakilan perempuan paling banyak sebesar 41,5 persen. Namun patut diingat, Partai Gelora memiliki jumlah caleg sedikit jika dibandingkan dengan parpol besar lainnya.

Baca juga: Ingkar Revisi Aturan soal Caleg Perempuan, KPU Dianggap Bohongi Publik

Adapun PDI-P menjadi partai dengan keterwakilan perempuan paling sedikit, yaitu sebesar 33,8 persen. Padahal kata Lucius PDI-P merupakan partai besar yang dipimpin oleh seorang perempuan.

"(Padahal) PDI-P (salah satu parpol yang berdiri) paling lama, partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPR, partai pemenang pemilu, dan yang paling penting partai dengan ketua umum perempuan. Tapi representasi perempuan yang paling rendah," jelas Lucius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com