Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Antara Janji Kenaikan Gaji PNS, IKN, dan "Pak Lurah" di Tahun Politik

Kompas.com - 18/08/2023, 15:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERINGATAN hari ulang tahun (HUT) ke-78 kemerdekaan Republik Indonesia, Kamis (17/8/2023), rasanya bak permen nano-nano. Campur aduk.

Kabar gembira tentu menjadi milik pegawai negeri dan aparat negara, baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun aparatur sipil negara (ASN) serta prajurit TNI dan polisi.

Gaji mereka direncanakan naik pada 2024. Pegawai negeri dan aparat direncanakan mendapat kenaikan gaji sebesar 8 persen, sementara pensiunan dan purnawirawan dijanjikan kenaikan 12 persen pensiun.

Itu semua ada di pengantar pemerintah untuk RAPBN 2024 beserta nota keuangannya, yang dibacakan pada Rabu (16/8/2023) siang.

Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Presiden Joko Widodo tentang RAPBN 2024 dan Nota Keuangannya

Di tengah kabar gembira itu—tentu bila benar terjadi kelak—pemerintah pun berkeyakinan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan berpenghuni dan beroperasi pada 2024. 

Salah satu indikatornya adalah sinyal kepastian pemindahan sejumlah pegawai negeri ke Ibu Kota baru Indonesia tersebut.

Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menyebut akan ada insentif bagi mereka yang harus berpindah tugas ke IKN. Besaran insentif masih dihitung.

Sejumlah kabar gembira lain dijanjikan juga di pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang RAPBN 2024 dan nota keuangannya. Sebut saja di antaranya, janji pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen kembali terjadi pada 2024. 

Namun, pidato yang sama pun mengungkap fakta bahwa di tengah gegap gempita kabar baik dan janji baik itu masih ada angka stunting yang bikin cemas, sekalipun juga diklaim sudah jauh lebih baik dibanding beberapa tahun lalu.

Yang menarik, pidato kenegaraan Presiden Jokowi—dibacakan sebelum pidato soal RAPBN dan nota keuangannya—pada hari yang sama memuat keberatan Jokowi disebut dengan "kode" Pak Lurah.

Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo Tahun 2023

Belum hilang dari ingatan kita soal keriuhan cawe-cawe Jokowi ataupun orkestrasi Jokowi, beberapa waktu lalu, terkait pembentukan koalisi dan kandidasi bakal calon pemimpin nasional untuk Pemilu Serentak 2024.

Dalam pidato kenegaraan, Jokowi menegaskan bahwa dirinya bukanlah Pak Lurah melainkan Presiden Republik Indonesia.

Baca juga: Para Kandidat, Apa Lagi yang Ditunggu buat Deklarasi dan Koalisi?

Jokowi pun menegaskan bahwa dia bukan pemilik kewenangan cawe-cawe soal koalisi dan kandidasi kepemimpinan nasional karena bukan ketua umum partai politik, bukan pula pemimpin koalisi.

Bila ini lempeng dibaca apa adanya, tentu yang menguar adalah harapan baik tentang pemilu yang bersih dan tak diintervensi kekuasaan—baik demi kelanggengan trah kekuasaan maupun legacy alias jejak peninggalan.

Baca juga: Dari Lobi-lobi Koalisi, Kue Kekuasaan Mulai Diiris

Tinggal pembuktiannya yang ditunggu.

Karena, sejatinya pekerjaan rumah bagi siapa pun pemimpin nasional terpilih setelah dua periode pemerintahan Jokowi tidaklah sedikit pun tidak ringan. 

Liputan khusus Kompas.com dari tepi batas Tanah Air, Merah Putih di Perbatasan, masih saja mendapati kesenjangan bukanlah omong kosong.

Meski selalu dibilang sudah ada perbaikan dan perubahan, kue terbesar perekonomian masihlah di kota besar dan Jawa. Itu juga pakai digerogoti korupsi, dengan indeks yang merosot lagi.

Baca juga: Cerita Warga Perbatasan, Pilih Berobat ke Malaysia karena Desa Masih Terisolasi

Juga, akankah bonus demografi benar-benar menjadi peluang bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045? Lagi-lagi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) boleh diklaim naik. Namun, jangan pula rasio gini—indikator kesenjangan—yang naik itu diabaikan.

Selamat memaknai kembali kemerdekaan Indonesia yang sudah dirayakan untuk ke-78 kali ini. Merdeka!

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com