“DPR RI dan Parlemen Laos sepakat untuk memperkuat komitmen terhadap pemberantasan kejahatan transnasional,” imbuhnya.
Adapun kejahatan tersebut, seperti memberantas tindak pidana narkotika yang dinilai sangat penting dalam mendukung terwujudnya kawasan ASEAN yang aman, stabil, dan sejahtera.
Baca juga: Letak Geografis Sebabkan Harga BBM RI Variatif, Beda dari Malaysia-Singapura
Ia mengungkapkan bahwa kondisi geografis Laos berbatasan dengan Thailand dan Myanmar. Hal ini memperbesar potensi penyelundupan dan perdagangan gelap narkotika di wilayah ASEAN.
Wilayah luas golden triangle sebagai penghasil opium itu, kata dia, berdampak pada tersebarnya produk narkotika ke berbagai negara.
“Saya mendorong peningkatan kerja sama bilateral untuk mengatasi kejahatan narkotika tersebut,” ucap Puan.
Kerja sama yang dimaksud, antara lain pertukaran dokumen, materi dan informasi hukum yang bersifat publik, dan kerja sama teknis dalam penanganan kejahatan lintas negara.
Selain itu, Puan juga mendorong Parlemen Laos untuk mendukung pengesahan ASEAN Extradition Treaty atau Perjanjian Ekstradisi ASEAN yang disepakati kedua negara.
Baca juga: Arsjad Rasjid Sebut ASEAN-BAC Siap Realisasikan ASEAN Business Roadmap
“Saya berharap akan dukungan Laos untuk pengesahan ASEAN Extradition Treaty dalam pertemuan ASEAN yang membahas hal tersebut,” tuturnya.
Pada pertemuan tersebut, Puan dan Ketua Parlemen Laos juga turut dibahas mengenai peningkatan hubungan antar-masyarakat Indonesia dan Laos.
Penguatan hubungan people to people itu dapat dilakukan melalui kerja sama pendidikan dan kebudayaan.
“Pelajar-pelajar dari Laos, termasuk mahasiswa dapat mengenal lebih dekat kebudayaan Indonesia melalui jalur pendidikan di Indonesia. Sebaliknya, pelajar dari Indonesia dapat mengunjungi Laos untuk mengenal lebih dekat kebudayaan di sana,” jelas Puan.
Baca juga: Pameran Dagang dan Pariwisata di Kamboja Hasilkan Transaksi Potensial hingga 1 Juta Dollar AS Juta
Puan juga mendukung penguatan kerja sama pariwisata Indonesia dan Laos, salah satunya pada objek wisata Candi karena kedua negara memiliki kesamaan dalam potensi wisata itu.
“Karenanya kedua negara dapat bekerja sama dalam mempromosikan wisata dan pemeliharaan candi,” ungkapnya.
Di akhir bilateral meeting, Puan berharap agar pertemuan dengan pembicaraan yang cukup produktif ini dapat bermanfaat bagi rakyat Indonesia dan Laos.
“Saya berharap RI dan Majelis Nasional Republik Demokrasi Rakyat Laos terus saling mendukung di masa depan,” ucap Puan.
Hubungan bilateral Indonesia dan Laos sudah terjalin selama 66 tahun dan terus mengalami peningkatan.
Terlebih, sejak 2013, Indonesia-Laos telah membentuk ‘Komisi Bersama untuk Kerja Sama RI-Laos’ yang diharapkan dapat menemukan solusi bersama atas masalah yang dihadapi oleh kedua negara.
Puan mengapresiasi nilai perdagangan bilateral Indonesia-Laos yang mengalami peningkatan secara signifikan, dari semula sebesar 45 juta dollar Amerika Serikat (AS) pada 2021, menjadi 194 juta dollar AS pada 2022.
Ia berharap, nilai perdagangan Indonesia-Laos dapat terus ditingkatkan.
Sebagai informasi, pertemuan Puan dan Ketua Parlemen Laos digelar di sela-sela Sidang Umum AIPA ke-44 dengan DPR bertindak sebagai tuan rumah.
Baca juga: 4 Saran Delegasi Indonesia untuk Negara ASEAN di Forum AIPA Ke-44
“Selamat datang di Jakarta, Indonesia, Yang Mulia Xaysomphone Phomvihane. Presiden Majelis Nasional Laos PDR,” kata Puan.
Saat menyambut delegasi Parlemen Laos, Puan didampingi oleh Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus, dua Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, yaitu Gilang Dhielafararez dan Putu Supadma Rudana, serta anggota DPR RI lainnya, seperti Mulan Jameela dan Hugua.