Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kabasarnas Tersangka, KPK Tagih Fitur E-Audit ke LKPP

Kompas.com - 06/08/2023, 17:56 WIB
Syakirun Ni'am,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menagih Lembaga Kebijakan Barang/Jasa (Pemerintah (LKPP) segera membangun fitur E-Audit, menyusul dugaan korupsi di Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).

Adapun fitur E-Audit merupakan salah satu wujud rencana aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).

Stranas PK merupakan gabungan lintas kementerian/lembaga dalam mencegah korupsi. Salah satu fokusnya memperbaiki sistem pengadaan barang/jasa di pemerintah yang kerap jadi ladang korupsi.

Namun demikian, 6 bulan setelah diminta membangun E-Audit, LKPP belum juga memulai menyusun E-Audit. KPK akhirnya mendatangi Kepala LKPP, Hendrar Prihadi atau dikenal Hendi dua bulan lalu.

“Jadi 2 bulan yang lalu kita ke LKPP nagih ke Pak Hendri, itu mana E-Auditnya?” ujar Pahala kepada wartawan, Minggu (6/8/2023).

Baca juga: LKPP Dorong Pemerintah Genjot Belanja Produk Dalam Negeri

Selang beberapa waktu setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pejabat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), KPK memanggil LKPP dan kembali menagih fitur E Audit.

Sebab, korupsi yang menjerat Kepala Basarnas Marsdya Henri Alfiandi dan anak buahnya, Letkol Adm Afri Budi Cahyanto dilakukan dalam proses lelang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

“Kita undang LKPP, sebenarnya yang kita tagih itu namanya E Audit,” kata Pahala.

Cara Kerja Sistem E Audit

Pahala mengatakan, fitur E Audit merupakan semacam sistem pengawasan yang bekerja memantau proses pengadaan barang/jasa secara elektronik baik di LPSE maupun E Katalog.

Sistem itu semacam “alert” atau alarm yang akan menyala ketika menemukan sejumlah indikasi kecurangan dalam proses lelang elektronik, akan berbunyi.

Indikator kecurangan itu antara lain ketika lembaga tertentu membuka pengadaan barang yang unik atau hanya terdapat sedikit produsen di dunia melalui skema lelang berulang kali.

Pengadaan barang langka, kata Pahala, bisa dilakukan melalui penunjukan langsung, bukan lelang. Sebab, lelang akan menjadi ladang bermain broker atau distributor,

“Enggak ada yang mengawasi di Jakarta ini, (pengadaan) barang barang berulang,” ujar Pahala.

Indikator lainnya adalah hanya satu perusahaan yang mengajukan harga penawaran dalam lelang. Padahal terdapat banyak perusahaan yang mengikuti lelang.

Baca juga: LKPP Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Kondisi itu membuat perusahaan yang mengajukan harga penawaran menang karena lengkap. Hal semacam ini biasanya telah dikondisikan sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com