Ferdinand sempat menghapus kicauannya dan membuat video klarifikasi. Namun, dia tetap dilaporkan atas dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks yang berpotensi menimbulkan keonaran.
Proses hukum terhadap Ferdinand pun berjalan. Pada pertengahan April 2022, dia divonis 5 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Ferdinand dinyatakan bersalah melanggar Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Vonis itu lebih rendah dari tuntutan jaksa yang meminta hakim menghukum Ferdinand pidana penjara 7 bulan.
Tak lama setelah menghirup udara bebas, Ferdinand kembali terjun ke politik. Awal tahun 2023, dia bergabung dengan Partai Gerindra.
"Saya telah bergabung dengan Partai Gerindra sejak Januari 2023. Saya memilih Gerindra sebagai labuhan politik saya untuk berjuang menjaga bangsa ke depan. Karena saya meyakini, sosok Prabowo masih sosok yang dapat dipercaya untuk menjadi benteng NKRI, menjaga bangsa, dan menjaga Pancasila," kata Ferdinand saat menghadiri hari ulang tahun (HUT) ke-15 Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023).
Ferdinand saat itu mengatakan, dirinya bergabung dengan Gerindra karena mengagumi sosok ketua umum partai berlambang garuda tersebut, Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo adalah figur yang nasionalis dan berjiwa patriotisme tinggi.
Namun, tak lama, Ferdinand mengaku telah bergabung ke PDI-P. Ferdinand berpaling ke partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sejak Juni lalu.
“Saya masuk resmi mendaftar menjadi kader PDI Perjuangan setelah sempat mampir di Gerindra,” kata Ferdinand kepada Kompas.com, Kamis (3/8/2023).
Ferdinand mengungkap, dirinya meninggalkan Gerindra karena partai besutan Prabowo itu ia nilai belum bisa menjadi rumah bersama untuk semua golongan. Apalagi, dirinya keras melawan intoleransi.
Mantan politikus Demokrat itu juga mengatakan, dia banyak mendapat penolakan dan ketidaksukaan dari kader Gerindra lain sehingga ia memilih hengkang dan kini berlabuh ke partai banteng.
Baca juga: Anies-Susi Pudjiastuti Kian Dekat, Demokrat Harap Pendukung Susi Jadi Suka sama Anies
“Mengapa PDI Perjuangan, karena partai ini konsisten dengan Pancasila dan merawat kebhinekaan serta mencalonkan calon presiden yang tegas bersikap terhadap intoleransi yaitu Mas Ganjar Pranowo,” ucap Ferdinand.
“PDI Perjuangan rumah besar bagi semua rakyat dan capresnya Pancasilais. Dua hal ini menjadi alasan utama saya masuk PDI Perjuangan,” tuturnya.
Resmi menjadi kader PDI-P, Ferdinand pun mengeklaim dicalonkan sebagai anggota legislatif untuk Pemilu 2024. Bahkan, dia mengaku menggantikan anggota Komisi I DPR Fraksi PDI-P, Effendi Simbolon, sebagai bakal caleg (bacaleg) daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III.
"Saat ini posisi saya ada dalam daftar 8 orang bacaleg Dapil 3 Jakarta Kodya Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Dan di antara nama itu, tidak ada nama Effendi Simbolon," kata Ferdinand.
Ferdinand mengatakan, dirinya ditugaskan PDI-P untuk mengisi dapil tersebut. Namun, ia mengaku tak tahu kenapa Effendi Simbolon digantikan olehnya.
"Terkait alasannya, itu adalah kebijakan partai atau DPP PDI Perjuangan," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.