Dukungan tersebut diumumkan Demokrat jauh-jauh hari sejak sebelum pemungutan suara pilpres. Namun, sekitar sebulan setelah pencoblosan, tiba-tiba saja Ferdinand menyatakan berhenti mendukung Prabowo-Sandiaga.
Alasannya, karena Ani Yudhoyono, istri Ketua Umum Partai Demokrat saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, dirundung di media sosial oleh para pendukung Prabowo-Sandi.
Ketika itu Ferdinand bahkan mengusulkan ke Demokrat untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
"Ya itu sikap saya resmi dan saya akan minta partai besok juga untuk keluar dan mundur. Tapi apakah akan disetujui, saya tidak tahu. Tapi saya serius akan melawan penghinaan besar kepada Ibu Ani secara politik, tdak bisa dibiarkan," kata Ferdinand ketika dikonfirmasi, Minggu (19/5/2023).
Namun demikian, pascapernyataan Ferdinand itu, Demokrat tetap bersama koalisi pendukung Prabowo-Sandi hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil pemilu presiden.
Di internal Demokrat, Ferdinand sempat menduduki jabatan strategis sebagai Kepala Divisi Advokasi dan Hukum periode 2015-2020. Namun, pada Oktober 2020, Ferdinand memutuskan mundur dari partai yang kini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
Alasannya, dirinya punya prinsip dan cara pandang yang berbeda dengan Demokrat terkait isu-isu nasional, salah satunya ihwal Undang-undang Cipta Kerja.
Baca juga: Karier Politik Ferdinand Hutahaean: Dari Demokrat, Singgah ke Gerindra, Kini di PDI-P
Pada awal Oktober 2020, DPR mengesahkan UU Cipta Kerja. Namun, Demokrat dan PKS menyatakan penolakan.
"Perbedaan prinsip dan perbedaan cara pandang terkait isu-isu nasional antara saya dan pengurus lainnya adalah alasan utama," kata Ferdinand ketika dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (11/10/2020).
"Terakhir kemarin cara pandang terhadap UU Cipta Kerja yang sangat mendasar bagi saya semakin menguatkan pilihan saya untuk mundur," lanjutnya.
Selain itu, Ferdinand mengaku, dirinya punya perbedaan prinsip terkait cara pengelolaan partai. Prinsip tersebut membuat Ferdinand tak nyaman sehingga dia memutuskan meninggalkan Demokrat.
"Daripada jadi konflik di internal, lebih baik saya pergi dengan keyakinan prinsip politik saya bahwa kepentingan bangsa jauh di atas segalanya, termasuk di atas kepentingan politik kelompok. Maka saya bersikap untuk pergi dan mundur," tuturnya.
Lama tak terdengar namanya, tiba-tiba, awal tahun 2022, sosok Ferdinand kembali mencuat ke publik karena terjerat dugaan kasus pidana.
Pada 5 Januari 2022, Ferdinand dilaporkan oleh Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri berkaitan dengan konten informasi bermuatan ujaran kebencian berdasar suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca juga: Politikus PDI-P Ferdinand Hutahaean Laporkan Rocky Gerung atas Dugaan Menghina Jokowi
Laporan itu berangkat dari cuitan Ferdinand terkait Tuhan di akun Twitter pribadinya, @FerdinandHaean3, pada 4 Januari 2022.