Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan Pahit Teror Westerling Lewat Mahkamah Militer Rakyat

Kompas.com - 03/08/2023, 23:17 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Alhasil penduduk yang diancam dengan senjata api pun ketakutan dan menunjuk secara asal-asalan supaya mereka selamat. Orang yang ditunjuk itu kemudian dieksekusi di tempat.

Bahkan terkadang Westerling mempertunjukkan kemahirannya dalam menembak. Caranya adalah memberikan kesempatan kepada orang yang disebut sebagai pejuang buat lari menjauh.

Kemudian Westerling mencabut senjata api dan membidik orang itu, kemudian menembaknya tepat di kepala.

Westerling dan pasukannya juga sering berkeliling kota buat patroli menggunakan jip. Saat itu dia juga menembaki orang yang dia curigai sebagai pejuang dari jip yang sedang berjalan.

Baca juga: Cerita Abdul Halik Saksikan Langsung Ayahnya Dibunuh Anak Buah Westerling

Menurut sejumlah saksi, Westerling memang penembak ulung karena kerap menembak sasaran yang berada di kerumunan tanpa melukai orang lain.

Westerling juga menghabisi 2 orang bangsawan Bugis yang dituduh menjadi pendukung pejuang kemerdekaan. Kedua bangsawan itu adalah Raja Suppa Muda dan pamannya, Raja Suppa Tua.

Akan tetapi, masyarakat setempat memperingatkan Westerling supaya tidak membunuh keduanya karena mereka memegang teguh ajaran adat yakni darah bangsawan tidak boleh mengalir. Alhasil Westerling memilih menenggelamkan keduanya.

Setelah itu, Westerling lalu ditarik dari Sulawesi Selatan ke Jakarta dan ditugaskan memimpin korps pasukan khusus Depot Speciale Tropen (DST) antara 1947 sampai 1948.

Baca juga: Kisah Amin Daud Korban Pembantaian Westerling: Tahanan Diikat, Diberondong Tembakan

Akan tetapi, dia menolak untuk memimpin pasukan payung buat menguasai Yogyakarta yang saat itu menjadi Ibu Kota Republik Indonesia.

Menurut Westerling, dengan penyerbuan ke Yogyakarta memang Belanda akan mendapat kemenangan militer, tetapi secara politik justru merugikan. Akibat perbedaan pendapat itu, dia berdebat keras dengan Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda untuk Hindia-Belanda, Letjen Hendrik Simon Spoor.

Alhasil, Westerling yang saat itu berpangkat Kapten memilih mengundurkan diri dan pimpinan pasukan diserahkan kepada Letkol van Beek pada 11 November 1948.

Akan tetapi, akibat taktiknya yang kejam selama melakukan kampanye militer di Sulawesi Selatan, kalangan politikus dan pers di Negeri Kincir Angin mengecam perbuatan Westerling.

Baca juga: Kontroversi De Oost, Film Belanda yang Berani Mengorek Kekejaman Westerling

Mereka juga mendesak Angkatan Perang Kerajaan Belanda memecat Westerling dari dinas militer. Akhirnya permintaan itu dituruti dan Westerling dicopot dari dinas militer di markas pasukan khusus Kerajaan Belanda di Batujajar, Jawa Barat, pada tahun itu juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com