JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengaku was-was dengan kondisi sistem kelistrikan di Kompleks Istana Kepresidenan saat sebelum direvitalisasi.
Sebab, selama puluhan tahun, sistem listrik Istana belum pernah direvitalisasi. Dia khawatir jika listrik padam tiba-tiba dan mengganggu aktivitas kenegaraan.
"Saya sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab mengurusi Istana itu ya sering deg-degan. Deg-degan perihal listrik," ujar Pratikno saat meresmikan revitalisasi sistem kelistrikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (1/8/2023).
"Karena satu, di Istana ini kita sering menerima tamu negara. Jadi bayangkan saja kalau kita terima tamu negara tiba-tiba listriknya mati. Jadi Indonesia akan jadi headline di seluruh dunia," kata dia.
Baca juga: Ungkap Pesan Megawati untuk Mensesneg Pratikno, Puan: Pemilu Harus Berjalan Baik
Dalam peresmian tersebut, Pratikno menyebutkan bahwa selama 63 tahun sistem kelistrikan di Kompleks Istana belum pernah direvitalisasi secara signifikan.
Baru pada 2022, revitalisasi dilakukan oleh PLN dan berhasil selesai pada tahun ini.
Dia mengungkapkan, revitalisasi dilakukan dengan menerapkan teknologi terbaru.
Nantinya, sistem kelistrikan di Kompleks Istana lebih aman dan stabil.
"Dan tentu saja juga lebih friendly terhadap lingkungan, lebih green-lah, lebih hemat dan lain-lain. Jadi saya kira ini menjadi model di mana nanti infrastruktur publik juga disiapkan dengan teknologi mutakhir," ujar Pratikno.
Dia mengungkapkan, pemerintah pun berencana menerapkan sistem kelistrikan di Istana ini untuk bisa diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun, kata Pratikno, akan ada pemutakhiran lebih lanjut.
Baca juga: Sekjen PDI-P Temui Mensesneg Pratikno, Bawa Pesan Megawati
Selain itu, penerapan teknologi kelistrikan tersebut juga akan dikembangkan di kota-kota besar Indonesia untuk ke depannya.
"Ini menjadi sebuah model bukan hanya untuk kelistrikan tetapi juga untuk arsitektur tanpa mengganggu publik space, tanpa mengganggu keindahan dan juga tetap green," ujar dia.
Ia pun kembali mengungkapkan alasan mengapa revitalisasi sistem kelistrikan di Istana perlu dilakukan.
Selain karena menjadi tempat menerima tamu negara, Kompleks Istana Kepresidenan menyimpan dokumen-dokumen negara yang penting.
Ada pula berbagai karya seni yang sangat berharga disimpan di Istana.
"Jadi ini bukan masalah listrik ini malahan banyak hal termasuk reputasi Indonesia di dunia internasional, jadi kelihatannya masalah listrik tapi ini sudah masalah yang sangat besar," ujar Pratikno.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, setelah direvitalisasi, listrik untuk Kompleks Istana Kepresidenan menggunakan energi baru-terbarukan, antara lain dari tenaga surya dan hidro.
Baca juga: 63 Tahun Tak Direvitalisasi, Istana Kepresidenan Kini Punya Sistem Kelistrikan Baru
Menurut dia, revitalisasi listrik istana menyasar penataan sistem yang dikumpulkan menjadi satu menjadi bangunan powerhouse untuk instalasi listrik.
Bangunan tersebut ditempatkan di sisi depan sebelah kanan Istana. Powerhouse dibangun di permukaan dan di dalam tanah.
Instalasi tersebut juga dilengkapi dengan teknologi digital dan artificial intelligent (AI).
"Jadi pasokan listriknya dari empat gardu induk. Kalau dulu mati salah satu manuver harus manual. Sehingga selama ini manual. Sekarang ini manuver menggunakan AI. Jadi ada deteksi kemudian langsung koreksi," ujar Darmawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.