JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk tidak ngotot menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).
Luhut menyarankan agar Partai Golkar melihat peluang lain yang bisa diperoleh dalam kontestasi pemilihan umum (Pemilu) 2024, yakni memperkuat posisi di parlemen.
"Kalau enggak bisa jadi calon presiden, saya sudah bilang tadi kan, tidak bisa calon wakil presiden kan masih ada yang lain yang bisa dibenahi,” kata Luhut dalam talk show "Rosi" di YouTube Kompas TV, Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Soal Hubungan Jokowi-Surya Paloh, Luhut: Kakak-Adik Kan Kadang-kadang Silang Pendapat
Luhut menekankan, strategi Partai Golkar dalam menghadapi Pemilu 2024 harus jelas.
Golkar tidak perlu menginginkan semua posisi dalam pemilu, tetapi justru tidak ada satu pun yang diperoleh.
Jika ambisi-ambisi itu terus dipaksakan, kata Luhut, maka pihak yang akan dirugikan adalah partai.
"Korbannya siapa? Partainya. Jadi jangan ambisi kita sendiri juga merusak diri kita sendiri," tuturnya.
Baca juga: Luhut Sentil Kondisi Golkar: Partai Nomor Dua, Seperti Jual Diri ke Mana-mana
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) itu mengingatkan partai berlambang beringin harus memiliki sikap.
Keputusan memilih target yang ingin diraih dalam Pemilu 2024 juga harus realistis. Jika capres dan cawapres tidak bisa diperoleh, pilihan memperkuat parlemen menjadi masuk akal.
"Legislatif kan menentukan sekali. Sekarang 85 atau 86 kursi Golkar (di parlemen). Bisa enggak itu dipertahankan? Mesti realistis," ujar Luhut.
"Jangan kita ini seperti membohongi diri kita sendiri," lanjutnya.
Belum lama ini Partai Golkar tengah dilanda isu perpecahan. Sejumlah elite disebut mendorong digelarnya musyawarah nasional luar biasa (munaslub), mencopot Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum.
Baca juga: Usai Dipanggil Dewan Etik Partai Golkar, Ridwan Hisjam Sebut Munaslub Konstitusional
Sejumlah pihak di internal Golkar diketahui tetap ngotot mengusung Airlangga baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden meski elektabilitasnya rendah.
"Insya Allah kami optimis bahwa kami masih tetap, sampai hari ini, kami mencalonkan ketum kami Pak Airlangga Hartarto, baik sebagai capres maupun cawapres," ujar Ketua Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar MQ Iswara, Jumat (19/5/2023).
Berdasarkan hasil survei Litbang KOMPAS pada 29-10 Mei 2023 Golkar menempati urutan keempat dengan elektabilitas 7,3 persen.
Partai tua itu tertinggal jauh dari PDI-P yang meraup 23,3 persen suara, Gerindra 18,6 persen, dan Demokrat 8 persen.
Sementara, berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Golkar duduk di urutan ke 4, ada di kelas menengah yang bersaing ketat dengan partai lainnya.
Baca juga: Dewan Pakar Partai Golkar Rekomendasikan Airlangga Buat Poros Baru Hadapi Pilpres 2024
Survei yang digelar pada 1-8 Juli itu menyebut Golkar hanya meraup 6 persen suara, tertinggal dari PDI-P 23,7 persen, Gerindra 14,2 persen, PKS 6,2 persen.
Sementara, elektabilitas Airlangga juga suram. Berdasarkan survei LSI, dalam Top Of MInd pilihan presiden, Airlangga tidak meraup suara atau 0,0 persen.
Sementara, pada simulasi 19 nama calon presiden, elektabilitasnya hanya 0,5 persen.
Pun demikian ketika namanya diajukan dalam daftar 24 nama wakil presiden, ia hanya meraup 2,6 persen suara da 3,8 persen pada simulasi 12 nama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.