Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Toleransi Bangsa Indonesia Berdasarkan Pancasila

Kompas.com - 21/07/2023, 10:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM panggung gemilang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1960, terdengar lantunan kata-kata yang mulia dan terhormat dari Ir. Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia.

Presiden pertama Indonesia ini berseru,"Kita harus mampu menjalin kehidupan yang harmonis di tengah perbedaan. Kita harus saling menghormati, tanpa memandang suku, agama, atau budaya yang kita anut."

Seruan tersebut masih relevan hingga kini - tidak hanya bagi dunia internasional, tetapi juga bagi Indonesia. Selain itu, seruan Bung Karno itu juga dapat diterapkan sebagai pijakan untuk memperkuat nilai-nilai ideologi Pancasila.

Nilai-nilai ideologi Pancasila mempertegas bahwa hidup berdampingan, dengan penuh toleransi, menjadi pondasi fundamental dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Dan secara inheren, ideologi ini menilai toleransi sebagai bagian tak terpisahkan dari karakter dan identitas bangsa Indonesia, di mana salah satu prinsip dasar Pancasila adalah persatuan dalam keberagaman.

Dengan demikian, seruan Bung Karno di forum PBB tersebut menggarisbawahi betapa pentingnya toleransi dalam membangun persatuan dan kesatuan umat manusia di panggung dunia –terlebih dalam perikehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Bung Karno begitu gamblang mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan suku, agama, dan budaya, serta menekankan bahwa toleransi adalah landasan untuk mencapai harmoni, kemajuan, dan persatuan dalam keberagaman Indonesia.

Dari sinilah pula mengapa dunia internasional mengakui Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa –sekaligus pula dikenal sebagai bangsa yang pandai memegang kukuh prinsip-prinsip toleransi.

Toleransi adalah Prinsip

Toleransi merupakan prinsip penting untuk diterapkan oleh setiap bangsa, terutama bagi negara-negara yang memiliki populasi beragam, termasuk perbedaan suku, agama, budaya, dan pandangan politik.

Toleransi memungkinkan masyarakat hidup berdampingan dengan saling menerima keberagaman.

Namun, perdamaian dan stabilitas sering kali terancam oleh konflik antarindividu atau kelompok akibat kurangnya toleransi.

Ketidakmampuan untuk menghormati perbedaan dan mencari solusi yang saling menguntungkan dapat menyebabkan ketegangan sosial dan bahkan konflik lebih besar.

Dengan menerapkan toleransi, masyarakat dapat meminimalkan konflik dan menciptakan lingkungan yang lebih damai dan stabil. Oleh karena itu, toleransi memainkan peran penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi bangsa.

Toleransi juga melibatkan pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia setiap individu.

Dengan menerapkan toleransi, bangsa dapat melindungi hak-hak individu tanpa memandang perbedaan mereka, seperti kebebasan berbicara, beragama, berpendapat, dan mengikuti budaya serta tradisi mereka sendiri.

Hal ini juga memberikan citra positif di tingkat global. Penilaian ini juga dapat membantu membangun hubungan harmonis dengan bangsa lain, memperkuat kerjasama internasional, serta memajukan pemahaman dan perdamaian dunia.

Toleransi dalam penerapan hukum

Pancasila memiliki peran penting dalam mendorong toleransi di Indonesia sebagai sumber hukum demi mengimplementasikan kehidupan harmonis antara individu, kelompok, dan agama.

Bersamaan pula hal ini memberikan landasan bagi pembentukan undang-undang, dan memastikan prinsip-prinsip toleransi terintegrasi dalam sistem hukum Indonesia.

Dengan demikian, Pancasila tidak abai untuk menempatkan hak asasi manusia sebagai nilai penting.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com