Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekayaan Menpora Dito Ariotedjo Disorot, Ini Sosok Ayahnya yang Juga Eks Bos Antam

Kompas.com - 20/07/2023, 10:36 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo tengah jadi sorotan. Pasalnya, di usia yang baru menginjak 32 tahun, Dito memiliki harta kekayaan mencapai Rp 282 miliar.

Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan baru-baru ini, Dito mencatatkan sejumlah aset bernilai ratusan miliar rupiah yang di antaranya dia dapatkan dari hadiah. Rinciannya yakni:

  • Tanah dan bangunan seluas 3.623 meter persegi/3.838 meter persegi di Kab/Kota Jakarta Timur (hadiah): Rp 114.193.000.000.
  • Tanah dan bangunan seluas 488 meter persegi/236 meter persegi di Kab/Kota --- (hadiah): Rp 10.000.000.000.
  • Tanah dan bangunan seluas 346,65 meter persegi/346,65 meter persegi di Kab/Kota Jakarta Pusat (hadiah): Rp 17.350.000.000.
  • Tanah dan bangunan seluas 382,13 meter persegi/382,13 meter persegi di Kab/Kota Jakarta Selatan (hadiah): Rp 20.052.355.600.
  • Mobil Toyota Alphard 2,5G 2019 (hadiah): Rp 900.000.000.

Baca juga: Harta Dito Ariotedjo Berasal dari Hadiah Miliaran Rupiah, KPK Dalami LHKPN-nya

Aset hasil hadiah itulah yang kini jadi sorotan publik, termasuk perhatian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dito pun buka suara terkait ini. Dia mengaku, sejumlah aset yang ia catatkan dalam LHKPN sebagai hadiah merupakan pemberian orang tua.

Aset bernilai ratusan miliar tersebut sengaja tidak dicatatkan Dito sebagai hibah, karena jika statusnya demikian, maka aset tersebut harus memiliki akta.

“Karena aset ini langsung diberikan orang tua untuk istri saya, makanya kami tulisnya sebagai hadiah,” ujar Dito dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (19/7/2023).

Baca juga: Menpora Dito Ariotedjo Mengaku Tak Tahu soal Uang Rp 27 Miliar yang Dikembalikan ke Kejagung

Dito yang baru dilantik sebagai Menpora pada awal April lalu itu mengaku sempat bingung ketika mengisi LHKPN. Sebab, dia baru pertama kali menduduki jabatan publik.

Selain itu, katanya, Dito juga tak pernah menghitung aset yang dimilikinya.

“Selama ini, saya dan istri memang tidak pernah menghitung jumlah harta. Baik itu hadiah, aset perusahaan dan lainnya,” tutur dia.

Lantas, siapa orang tua Dito sebenarnya?

Profil Arie Prabowo Ariotedjo

Dito lahir dari pasangan Arie Prabowo Ariotedjo dan Arti Laksmigati Ariotedjo.

Arie, ayah Dito, merupakan pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan. Ia juga pernah menjabat Direktur Utama (Dirut) PT Antam (Persero) Tbk tahun 2017-2019.

Nama Arie terpilih menggantikan Tedy Badrujaman dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, 2 Mei 2017. Sebelumnya Arie menjabat Direktur Niaga PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Namun demikian, jabatan sebagai Dirut Antam diemban Arie tak sampai 2 tahun. Pada Desember 2019, ia dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan digantikan oleh Dana Amin.

Kabarnya, Arie dicopot dari jabatannya karena dianggap tak bisa menyelesaikan proyek-proyek yang terbengkalai, salah satunya proyek Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace di Halmahera Timur.

Baru-baru ini, Arie diperiksa oleh KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengolahan anoda logam di PT Aneka Tambang (Antam) 2017.

Baca juga: Soal Harta Miliaran Rupiah Ditulis Hadiah, Menpora Dito Sebut itu Pemberian Orangtua

Ternyata, ayah Menpora tersebut merupakan pihak yang melaporkan dugaan korupsi yang merugikan negara senilai Rp 100,8 miliar itu.

"Saya sebagai Dirut Antam dulu yang melaporkan," kata Arie saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (6/6/2023).

Hingga kini, dugaan kasus korupsi pengolahan anoda logam di PT Antam masih terus diusut oleh KPK.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com