Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aznil Tan
Direktur Eksekutif Migrant Watch

Direktur Eksekutif Migrant Watch

Menyoal Praktik Skiming Online Para Pekerja Migran Indonesia

Kompas.com - 20/07/2023, 10:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kasus ini juga pernah masuk menjadi laporan PMI ke BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) pada masa pandemi.

Seorang PMI bernama Wati (inisial) bekerja di Taiwan jadi korban sekitar Rp 683 juta oleh praktik skim online tersebut.

Dia tertipu seorang pemuda mengaku seorang anggota TNI. Mereka berkenalan melalui Facebook kemudian berlanjut menjalin hubungan asmara. Pemuda itu berjanji akan menikahi dia.

Dari hubungan asmara itu, pemuda tersebut meminjam uang buat modal usaha properti yang lagi dia rintis.

Wati yang lagi mabuk asmara, langsung percaya saja dan mengirim semua uang tabungan yang dia kumpulkan selama 3 tahun sebanyak Rp 200 juta. Tidak cukup itu saja, Wati diminta meminjam uang majikanya 1 juta NT (setara Rp 483.073.136).

Kejahatan skim ini seperti "jeruk makan jeruk". Pelakunya PMI dan korbannya PMI juga yang berada di negara lain.

PMI pelaku skim online di Kamboja dan Myanmar ini juga tak luput memangsa korban orang Indonesia dan orang-orang negara lain.

Selain sex scams atau love scams, mereka bekerja untuk melakukan penipuan investasi bodong dengan mengunakan aplikasi yang sudah disiapkan.

Perekrutan PMI Skim Online

Dari penelusuran Migrant Watch, perekrutan kepada PMI diperkerjakan di dunia skimmer online dengan bujuk rayu bekerja sebagai customer service e-commerce atau gaming online. Ada juga merekrut mereka sebagai operator judi online.

Perekrutan banyak dilakukan melalui media sosial Facebook. Ada juga melalui antarteman.

Biasanya target sasarannya pada orang-orang baru lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berusia antara 18-35 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka ditawarkan gaji berkisar Rp 12 juta - Rp 20 juta per bulan.

Setelah dikumpulkan, mereka diterbangkan ke Phnom Penh. Biasanya mereka dibawa ke Bavet, yaitu daerah perbatasan antara Kamboja - Vietnam. Ada juga dibawa ke beberapa kota di negara Myanmar dan Vietnam.

Mereka kemudian dipekerjakan sebagai skimmer online dengan modus Sex Scams atau Love Scams.

Mereka yang awalnya tidak sadar dipekerjakan sebagai skiming online sudah masuk perangkap dunia kejahatan. Di bawah kekuasaan sindikat, PMI tersebut mau tidak mau melakukan kejahatan Skimming Online.

Alasan sindikat Skimming Online merekrut pemuda-pemudi Indonesia untuk melakukan kejahatan tersebut, selain kekurangan tenaga kerja dari negarnya, juga karena target sasaran mangsanya adalah orang-orang Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com