Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Saatnya Ganjar Pranowo Mulai Memanaskan Mesin Politik

Kompas.com - 11/07/2023, 06:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Seiring dengan itu, untuk mengimbangi narasi "kegentingan" ala Prabowo, Ganjar perlu membangun narasi "normalitas", bukan narasi kegentingan yang menakut-nakuti publik.

Narasi semacam ini sangat diperlukan, baik untuk menenangkan publik maupun untuk memunculkan harapan baru pada kehadiran kepemimpinan yang bijak, kalem dan berwatak demokratis, yang bisa berpikir arif dan bijaksana, bukan calon pemimpin yang frontal dan emosional.

Lebih dari itu, narasi normalitas ini juga diperlukan untuk menekankan kepada publik bahwa urusan kenegaraan tidak akan selesai hanya dengan pidato sana sini sembari membangun rasa "khawatir" berlebihan publik.

Dan terakhir, kubu politik pendukung Ganjar Pranowo harus mulai belajar menekan dan menghilangkan narasi "petugas partai" di ruang publik.

Narasi ini harus disisakan di ranah khusus dan privat, yakni komitmen antara Ganjar Pranowo dan PDIP, tanpa perlu mengumbar dan mengulang-ulangnya di ruang publik, karena akan mendegradasi personalitas dan dignitas politik Ganjar Pranowo.

Sebenarnya secara konseptual semua calon presiden adalah petugas partai dan gerbong politik pendukungnya. Sebut saja Anies Baswedan, misalnya. Tak ada yang bisa memungkiri bahwa Surya Paloh adalah "patron politik" Anies.

Artinya relasi Anies, Surya Paloh, dan Partai Nasdem bahkan bisa lebih subordinatif ketimbang narasi "petugas partai" ala PDIP. Tapi karena kubu Anies tidak pernah menaikkan narasi semacam itu ke ruang publik, imbasnya kepada Anies Baswedan nyaris tidak ada.

Artinya, narasi seperti "petugas partai" cukuplah menjadi narasi "tau sama tau" antara para pihak, tidak perlu dijadikan "keyword" politik oleh para pihak di dalam kubu pendukung Ganjar Pranowo.

Toh segala kesepakatan dan komitmen politik yang tersimpan di balik istilah tersebut sudah disepakati secara internal sebelum Ganjar didaulat sebagai calon presiden resmi dari PDIP.

Untuk itu, konteks "petugas partai" haruslah dikembalikan ke ranah tertutup alias tidak perlu dijadikan "keyword" politik yang menyebar di ruang publik secara bebas.

Apalagi nanti jika Ganjar, misalnya, memenangkan pemilihan dan menjadi presiden. Narasi "petugas partai" tersebut justru akan melemahkan reputasi Ganjar sebagai pemimpin terpilih sekaligus mengganggu legitimasi keterpilihannya di satu sisi dan akan berpotensi membuat kepercayaan diri seorang presiden baru terganggu.

Bahkan dalam masa pemanasan jelang pemilihan saja, saya cukup yakin, narasi semacam ini kontraproduktif terhadap kepercayaan diri Ganjar.

Padahal kepercayaan diri adalah modal awal yang sangat krusial dalam memenangkan laga politik di satu sisi dan modal utama dalam meyakinkan publik serta calon pemilih baru di sisi lain.

Seperti kata Presiden Amerika Serikat yang keempat yang juga dikenal sebagai "Bapak Konstitusi" James Madison, “The circulation of confidence is better than the circulation of money.”

Nah, jika kepercayaan diri Ganjar tak terbangun, lalu mengalami kekalahan, maka kesalahan terbesar akan jatuh kepada partai yang terlalu mensubordinasi status Ganjar selama ini.

Karena status yang terlalu subordinat, maka keberaniannya untuk berinisiatif, berkreasi, dan mengambil risiko untuk memenangkan pemilihan akan ikut macet pula.

Walhasil, "If you take no risks, you will suffer no defeats. But if you take no risks, you win no victories, ” kata Richard M. Nixon, Presiden ke - 37 Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com