Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Politik Dinasti, Anak (Kakak Adik), Menantu, Istri Muda

Kompas.com - 08/07/2023, 10:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Cawe-cawe

Beberapa bulan lalu, diberitakan Jokowi akan “cawe-cawe “dalam pemilihan presiden 2024, demi negara dan kesinambungan pemeritahan.

Pernyataan ini mendapat sambutan cukup meramaikan suasana politik di masa transisi, menjelang pemilihan presiden mendatang.

Di bawah judul “(Harusnya) Bukan Negara Kekuasaan” di harian Kompas halaman satu, Kamis 8 Juni 2023, Bivitri Susanti (dosen Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jantera) membuka artikelnya dengan kisah yang membedakan dan mempersamakan antara perompak dan penguasa.

Kemudian Bivitri mengatakan, diskusi belakangan ini dipenuhi gambaran nyata kekuasaan yang sedang diperebutkan.

“Ada dua fenomena yang harus diperbincangkan dalam masa-masa transisi kekuasaan. Pertama, kecenderungan pemilik kekuasaan mempertahankan kekuasaannya, atau setidak-tidaknya memelihara agar kekuasaan tetap ada pada lingkaran keluarganya atau penerus yang ia percayai,” ujar Bivitri.

Kedua, katanya, pemilik kekuasaan yang tidak paham keadilan, dan tidak memiliki etika politik juga tidak akan membuka akses politik yang besar bagi nilai-nilai kebajikan yang penting, seperti hak asasi manusia dan antikorupsi.

Hal inilah, sambung Bivitri, yang saat ini yang kita lihat. Dari level yang paling atas, ujarnya lagi, kita diributkan soal ‘cawe-cawe’ yang dilontarkan Jokowi.

Menurut dia, kosa kata cawe-cawe ini multimakna. Dikatakan, antara lain, cawe-cawe juga bisa bermakna kebalikannya, yaitu untuk aktif terjun mengatur jalannya pemilu bukan dengan tujuan keadilan.

“Bisa jadi tujuannya adalah memastikan adanya pemimpin baru yang bisa melanjutkan program pembangunannya,” tuturnya.

Tentu hal ini dalam demokrasi tidak haram. Yang jadi persoalan, bagaimana dukungan ini diberikan? Apakah dengan menyokong gagasan dalam masa kampanye? Atau dengan menggunakan kekuasaannya?

“Kita perlu membincangkannya hal ini secara terbuka sejak sekarang. Bukan untuk memupuk ketidakpercayaan, melainkan karena otoritas memang mudah digunakan untuk kepentingan sang pemilik kekuasaan,” tegas Bivitri.

Belum lama ini ada orangtua dari masa orde baru bersuara bernada Jokowi ini “berani dan bernyali”.

Kemudian Jokowi memberi nasihat kepada seorang bakal calon presiden agar “berani dan bernyali”.

Nasihat ini bagus. Tapi jangan sampai bacapres itu bila kelak jadi pemegang kekuasaan jadi berani dan bernyali untuk menjadi penguasa kedua yang punya anak dan menantu penguasa kota.

Hal ini seperti yang ditulis dalam artikel opini majalah Tempo 3-9 Juli 2023 lalu di bawah judul “Dinasti Bapak dan Mertua” (Halaman 19).

Selamat petang Indonesia. Mari kita bermimpi bebas dari KKN.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com