Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Memahami Visi Persatuan Prabowo: Apakah Kita Bisa Mengabaikan Peran Oposisi?

Kompas.com - 04/07/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lebih lanjut, pertanyaan kritis lain yang muncul adalah: bagaimana kita bisa memastikan bahwa pemerintah ini mampu mendengar dan memahami aspirasi rakyat jika semua pihak politik berada dalam satu kubu?

Kehadiran oposisi yang kuat dalam pemerintahan bukan hanya berfungsi sebagai penyeimbang, tetapi juga sebagai saluran bagi aspirasi masyarakat yang mungkin tidak terwakili oleh pemerintah yang ada.

Konsep Prabowo tentang persatuan dan kerja sama harus dipandang sebagai upaya membangun Indonesia yang lebih baik. Namun, perlu ada pemahaman yang jelas bahwa kerja sama bukan berarti mengaburkan perbedaan.

Melainkan, kerja sama sejati terjadi ketika perbedaan dihargai dan menjadi bagian penting dari proses pengambilan keputusan. Keragaman politik adalah aspek penting dari demokrasi yang sehat dan dinamis.

Menyongsong Pilpres 2024, kita harus mempertimbangkan kebutuhan akan oposisi yang kuat dan efektif sebagai bagian integral dari demokrasi kita.

Oposisi bukan hanya penting untuk mencegah dominasi oleh satu pihak, tetapi juga untuk mendorong debat dan diskusi yang sehat dan produktif mengenai kebijakan publik.

Pembahasan tentang UU Cipta Kerja dan pelemahan KPK menggambarkan pentingnya adanya oposisi yang kuat.

Mereka adalah contoh betapa pentingnya adanya keberagaman pendapat dan perdebatan yang mendalam dalam proses pembuatan kebijakan.

Kedua masalah ini menimbulkan protes dan perlawanan besar-besaran dari masyarakat, menunjukkan betapa pentingnya suara oposisi dalam mencegah kebijakan yang bisa merugikan rakyat.

Sebagai bangsa, kita harus berusaha untuk menciptakan lingkungan politik di mana oposisi dan pemerintah dapat bekerja sama, bukan menjegal satu sama lain.

Kerjasama ini tidak hanya akan memperkuat demokrasi kita, tetapi juga akan memastikan bahwa kebijakan yang diambil adalah yang terbaik untuk rakyat Indonesia.

Untuk itu, visi Prabowo tentang persatuan dan kerja sama harus disertai dengan pengakuan terhadap peran penting oposisi.

Peran oposisi dalam menjaga pengecekan dan penyeimbangan dalam pemerintahan adalah hal yang fundamental dan tidak bisa diabaikan.

Keragaman pendapat dan keberadaan oposisi bukanlah hambatan, tetapi sebaliknya, mereka adalah aset berharga dalam pembangunan demokrasi yang matang dan sehat.

Sebagai penutup, saya ingin menekankan bahwa peran oposisi dalam demokrasi tidak bisa diabaikan.

Seharusnya kita melihat oposisi bukan sebagai musuh, tetapi sebagai mitra yang membantu pemerintah untuk selalu melakukan yang terbaik untuk rakyatnya.

Pemilu 2019 telah menunjukkan kepada kita betapa berharganya keberadaan oposisi yang kuat dalam sistem pemerintahan kita.

Mari kita belajar dari pengalaman tersebut dan berusaha untuk terus mempertahankan dan memperkuat sistem pengecekan dan penyeimbangan dalam pemerintahan kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com