Dalam konteks Indonesia, mengingat bahwa negara kita adalah negara yang besar dan beragam, penting bagi kita untuk memastikan bahwa suara dari semua kelompok dapat didengar, dan ini dapat dilakukan melalui sistem demokrasi yang sehat dengan adanya oposisi yang kuat.
Oposisi tidak hanya berfungsi untuk menentang pemerintah, tetapi juga untuk mempertanyakan dan memeriksa kebijakan-kebijakan yang diusulkan.
Sementara persatuan dan kerja sama memang penting, kita juga harus menjaga agar sistem pengecekan dan penyeimbangan tetap kuat, dan ini dapat dicapai dengan mempertahankan keberadaan oposisi yang efektif dan kuat dalam sistem pemerintahan kita.
Tidak ada sistem pemerintahan yang sempurna, dan bahkan sistem demokrasi dengan prinsip pengecekan dan penyeimbangannya masih memiliki kelemahan.
Namun, melalui pengalaman dan pelajaran dari masa lalu, kita telah belajar bahwa penting untuk menjaga keberagaman pendapat dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah dapat diperiksa dan dipertanyakan oleh pihak-pihak yang berbeda.
Maka dari itu, wacana untuk memasukkan semua pihak ke dalam pemerintahan perlu dipertimbangkan secara matang.
Sejauh mana kita dapat mempertahankan sistem pengecekan dan penyeimbangan jika semua unsur memiliki afiliasi dengan pemerintahan?
Bagaimana kita dapat memastikan bahwa kebijakan yang diusulkan memang berpihak pada kepentingan rakyat, dan bukan hanya kepentingan sekelompok orang atau kelompok politik tertentu?
Menurut pandangan saya, bukan berarti kita tidak bisa mencapai persatuan dan kerja sama yang diusung Prabowo.
Memang, politik harus bijaksana dan penuh kesadaran. Namun, hal ini tidak berarti harus mengorbankan fungsi dan peran oposisi dalam sistem pemerintahan.
Justru dalam keadaan yang penuh kesadaran itulah oposisi memiliki peran yang sangat penting.
Dengan adanya oposisi yang kuat dan efektif, pemerintah dapat dipaksa untuk selalu melakukan introspeksi dan evaluasi.
Oposisi memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dan memperbaiki kebijakan yang tidak populer dan merugikan rakyat.
Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan visi persatuan yang disampaikan Prabowo adalah mencegah lahirnya pemerintahan yang monolitik, di mana semua pihak berada di bawah satu payung yang sama.
Dalam situasi tersebut, berbagai suara dan pandangan mungkin akan tumpul dan dapat berpotensi menimbulkan pembatasan ruang demokrasi.