JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kota Tua di Jakarta Barat tak hanya menjadi lokasi bersejarah yang bisa dikunjungi masyarakat, melainkan juga tempat bagi kaum urban Ibu Kota untuk mengais rezeki.
Salah satunya Mudi (48), perantau asal Pandeglang, Banten, yang sehari-hari menjadi patung Jenderal Sudirman di kawasan Kota Tua.
"Kegiatannya begini aja, cuman patung doang. Kalau ada yang mau foto layanin, dari kalangan pejabat, orang asing, pokoknya dari mana aja," ujar Mudi saat ditemui Kompas.com di Kota Tua, Sabtu (1/7/2023).
Baca juga: Kisah Mudi, 11 Tahun Jadi Jenderal Sudirman di Kota Tua demi Bertahan Hidup di Ibu Kota
Belasan tahun melakoni perannya sebagai tokoh pahlawan nasional, Mudi menyimpan cerita berkesan yang tak akan pernah dilupakannya. Salah satu pertemuan yang paling melekat ialah saat berpose bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Yang paling berkesan itu foto sama pejabat-pejabat yang belum pernah dari kecil," ungkap Mudi.
"Baru itu (saat menjadi manusia patung) ketemu pejabat-pejabat tertinggi, Anies Baswedan, Pak Jokowi, Erick Tohir," lanjutnya lagi.
Baca juga: Kisah Rifa-Kayla Berpacaran di Kota Tua: Main Sepeda meski Diterpa Cuaca Panas
Mudi berkelakar, kala itu Jokowi sempat terkejut lantaran sosoknya bak patung. Berbusana serba hitam dan wajah yang dicat hitam, Mudi memang menyerupai patung Jenderal Sudirman.
"Kaget dia, seakan-akan mirip patung. Kami kan kalau dari kejauhan mirip patung," tuturnya diiringi tawa ringan.
Sudah 11 tahun terakhir Mudi mencari uang dengan menjadi patung.
"Saya kira-kira masuk ke wilayah Kota Tua dari tahun 2005. Saya menjadi manusia patung dari tahun 2012 sampai sekarang. Udah 11 tahun, udah lama," terang Mudi.
Ayah tiga anak ini rela melakukan apa pun untuk menghidupi keluarganya di kampung. Sebelum menjadi manusia patung, dia juga sempat berjualan es teh manis di sekitar Museum Fatahillah.
Baca juga: Tak Hanya Jalan-jalan, Pengunjung Juga Bisa Belajar Sejarah saat Keliling Kota Tua Jakarta
"Saya asli dari Banten merantau ke Jakarta, mencari sesuap nasi untuk keluarga yang ada di kampung," paparnya.
Mudi yang kala itu tengah beristirahat sesekali melihat ke arah jalanan di hadapannya. Teriknya sinar matahari membuat kakek dari lima cucu ini memilih duduk sejenak di pinggir gedung yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Menurut Mudi, tinggal di Ibu Kota tak selalu menyenangkan.
"Kita tinggal di Jakarta ini banyak suka dukanya. Sukanya seperti bekerja sehari-hari begini jadi pahlawan Jenderal Sudirman di Kota Tua. Kalau rame lumayan pendapatan," imbuh dia.