Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2023, 18:57 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan bercerita tentang dirinya yang pernah diutus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekitar 18 tahun silam atau tahun 2005.

Saat itu, SBY belum genap setahun berkuasa menjadi Presiden keenam RI. Pada saat yang sama, belum genap setahu pula Mega tergeser dari tampuk kepemimpinan tertinggi di Tanah Air.

Menurut Panda, Mega menugaskan dirinya lantaran orang yang diutus SBY kala itu tak berhasil mempertemukan dua elite politik tersebut.

“18 tahun yang lalu Megawati menugaskan saya berbicara dengan Presiden SBY di Istana dalam satu malam, di mana sebelumnya utusan-utusan dari Presiden SBY untuk meminta Mega kapan waktunya mereka berdua bertemu, itu tidak ada kepastian,” kata Panda dalam program Kompas Petang Kompas TV, Selasa (20/5/2023).

Baca juga: Jejak Perjumpaan dan Jabat Tangan SBY-Megawati di Tengah Perang Dingin...

Kepada Panda, Megawati menitipkan lima pertanyaan untuk disampaikan ke SBY. Isinya, terkait pencalonan SBY sebagai presiden pada Pemilu 2004, hingga pembentukan Partai Demokrat.

Sebagaimana diketahui, sebelum mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2004, SBY merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan di Kabinet Gotong Royong, kabinet pimpinan Megawati.

Panda pun mengungkap tiga dari lima pertanyaan yang dititipkan Mega untuk SBY lewat dirinya. Pertama, apakah SBY pernah mengatakan keinginannya menjadi wakil presiden pendamping Megawati.

Kedua, Megawati bertanya, apakah SBY menggunakan kantor Polkam kala itu untuk membentuk Partai Demokrat.

Baca juga: Usai Pertemuan AHY-Puan, SBY Cerita soal Mimpi Naik Kereta Api Bareng Jokowi dan Megawati

Ketiga, Mega menanyakan, apakah SBY ingat pernyataannya dalam sidang kabinet yang mengaku tak akan mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2004.

Kepada Panda, Megawati berkata, dirinya bersedia bertemu langsung dengan SBY jika lima pertanyaan titipannya itu mendapat jawaban. Mega, kata Panda, hanya mengharapkan keterbukaan SBY.

Namun demikin, Panda menyebut, tak satu pun pertanyaan titipan Mega itu dijawab oleh SBY.

Bermula dari sinilah, hubungan Mega dan SBY renggang. Keduanya pun hampir tak pernah bertemu selama belasan tahun.

Baca juga: Kisah Mimpi Naik Kereta Bersama, Upaya SBY Ambil Hati Mega...

“Mega mengatakan ke saya, dia akan bertemu dengan SBY kalau dijawab semua pertanyaan itu,” ujar Panda.

“Waktu saya ajukan lima pertanyaan itu, lima itu tidak ada dijawab itu sampai sekarang. Itu terus terang saja menjadi bom waktu, 18 tahun mereka tidak pernah duduk bersama kongko-kongko atau ngobrol,” tuturnya.

Meski begitu, menurut Panda, Megawati bukan sosok pendendam. Kendati mengaku belum melupakan peristiwa belasan tahun silam tersebut, Mega dan SBY masih mungkin berekonsiliasi.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kubu Prabowo-Gibran Minta Tak Ada Saling Sanggah saat Debat, Ganjar: Silakan Diatur

Kubu Prabowo-Gibran Minta Tak Ada Saling Sanggah saat Debat, Ganjar: Silakan Diatur

Nasional
Kritik Kartu Prakerja, Cak Imin: Nonton YouTube Dibayar, Urgensinya Apa?

Kritik Kartu Prakerja, Cak Imin: Nonton YouTube Dibayar, Urgensinya Apa?

Nasional
Bawaslu: Pasang Stiker dan Alat Peraga Kampanye di Rumah Harus Izin ke Pemilik

Bawaslu: Pasang Stiker dan Alat Peraga Kampanye di Rumah Harus Izin ke Pemilik

Nasional
Bawaslu: Bagi Sembako Saat Kampanye Kategori Politik Uang, Bisa Dipidana

Bawaslu: Bagi Sembako Saat Kampanye Kategori Politik Uang, Bisa Dipidana

Nasional
MUKP di Papua Selatan Naik, Kepala BKKBN Optimistis Angka Stunting Bisa Turun

MUKP di Papua Selatan Naik, Kepala BKKBN Optimistis Angka Stunting Bisa Turun

Nasional
Anwar Usman Tak Hadiri Pelantikan Hakim MK Ridwan Mansyur di Istana

Anwar Usman Tak Hadiri Pelantikan Hakim MK Ridwan Mansyur di Istana

Nasional
Di Malaysia, Mahfud Janjikan TKI Mendapat Perlakuan Hukum yang Layak Sesuai Aturan

Di Malaysia, Mahfud Janjikan TKI Mendapat Perlakuan Hukum yang Layak Sesuai Aturan

Nasional
Ketua TPN Sebut Ganjar Rajin Blusukan seperti Jokowi, Bahkan Tidur di Rumah Rakyat

Ketua TPN Sebut Ganjar Rajin Blusukan seperti Jokowi, Bahkan Tidur di Rumah Rakyat

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab Pangkoopsudnas dan Dankodiklatau, Wanti-wanti Tantangan yang Makin Kompleks

KSAU Pimpin Sertijab Pangkoopsudnas dan Dankodiklatau, Wanti-wanti Tantangan yang Makin Kompleks

Nasional
Mutasi Polri, Polisi yang Terseret Kasus Sambo Kembali Dapat Jabatan

Mutasi Polri, Polisi yang Terseret Kasus Sambo Kembali Dapat Jabatan

Nasional
Ridwan Mansyur Resmi Jadi Hakim Konstitusi, Ini Susunan 9 Hakim MK Terbaru

Ridwan Mansyur Resmi Jadi Hakim Konstitusi, Ini Susunan 9 Hakim MK Terbaru

Nasional
Profil Hakim MK Baru Ridwan Mansyur, Pernah Adili Pembunuh Munir

Profil Hakim MK Baru Ridwan Mansyur, Pernah Adili Pembunuh Munir

Nasional
Polisi Sebut Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa

Polisi Sebut Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa

Nasional
Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNN, Marthinus Hukom Punya Harta Rp 16,8 Miliar

Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNN, Marthinus Hukom Punya Harta Rp 16,8 Miliar

Nasional
Di Malaysia, Mahfud Ajak WNI Gunakan Hak Pilih pada Pemilu 2024

Di Malaysia, Mahfud Ajak WNI Gunakan Hak Pilih pada Pemilu 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com