Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Masih Upayakan Airlangga Cawapres Prabowo, daripada Duet dengan Zulhas

Kompas.com - 31/05/2023, 12:10 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar masih memprioritaskan ketua umumnya, Airlangga Hartarto untuk bisa menjadi calon wakil presiden (cawapres) bagi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Presiden Partai Golkar Nusron Wahid mengungkapkan opsi tersebut lebih diutamakan ketimbang menjajaki wacana pengusungan Airlangga dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

“Airlangga-Zulhas juga kami pertimbangkan, tapi kami fokus membangun koalisi besar antara KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) dan KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) dulu,” ujar Nusron pada Kompas.com, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Golkar Tak Menutup Kemungkinan Duetkan Airlangga dengan Zulhas

Menurut dia, pertemuan antara Airlangga dan Zulhas di Amerika Serikat, Sabtu (27/5/2023) menunjukan bahwa KIB saat ini masih solid. Pertemuan itu juga merupakan bagian dari upaya Airlangga untuk menyatukan KIB dengan KKIR untuk menjadi koalisi besar.

“Pertemuan tersebut merupakan bagian dari kelanjutan upaya Pak Airlangga melakukan proses integrasi dua koalisi,” tutur dia.

Terakhir, ia kembali menekankan bahwa koalisi besar menawarkan format calon presiden (capres) diisi oleh Prabowo. Sementara cawapresnya bisa dinegosiasikan oleh para ketua umum di partai politik (parpol) anggota KIB.

“Harapan kami, karena Golkar merupakan partai terbesar, maka menjadi wajar dan fair kalau wakilnya Airlangga Hartarto. Sehingga duet pasangan Prabowo-Airlangga menjadi ideal dan menjawab Indonesia masa depan,” imbuh dia.

Baca juga: Sindir Golkar yang Ngotot Tawarkan Airlangga, PKB: Belum Resmi Gabung, Masa Bicara Cawapres?

Diketahui PAN menyatakan secara serius ingin mendorong terwujudnya duet antara Airlangga dan Zulhas sebagai salah satu opsi untuk menjajaki Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengungkapkan langkah itu cukup realistis mengingat dua parpol tersebut memenuhi jumlah ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com