Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Bertahun-tahun Kita Ekspor Bahan Mentah, Pemimpin Selanjutnya Harus Berani Mengindustrikan

Kompas.com - 14/05/2023, 18:08 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa presiden selanjutnya harus berani menghilirisasi atau meningkatkan nilai tambah dari bahan mentah. Sebab, Jokowi mengatakan, selama bertahun-tahun, Indonesia selalu ekspor bahan mentah.

“Bertahun-tahun, selalu kita ekspor dalam bahan mentah. Ini kekeliruan yang tidak boleh kita ulang lagi,” kata Jokowi dalam acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2023).

“Pemimpin yang akan datang harus berani mengindustrikan bahan-bahan mentah itu, sehingga hilirisasi harus dilakukan, apa pun risikonya,” tambah Jokowi.

Baca juga: Musra Serahkan Usulan Capres-Cawapres ke Jokowi, Andi Gani: Kami Tunggu Arahan Bapak

Jokowi kemudian mencontohkan kasus gugatan Uni Eropa kepada Indonesia terkait ekspor bijih nikel.

Adapun pada 2021, Uni Eropa telah mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel Indonesia.

Gugatan Uni Eropa ini berawal dari terbitnya kebijakan pemerintah Indonesia melarang ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah sejak 2020.

Indonesia kalah dalam gugatan itu. Pemerintah berencana mengajukan banding usai kalah melawan Uni Eropa.

Baca juga: Jokowi: Kita Ingin Merawat Demokrasi di Akar Rumput, Bukan di Elite

Jokowi pun berpesan agar Indonesia tidak boleh mundur dengan gugatan itu.

“Apa kita mau berhenti karena digugat Uni Eropa? Kalau pemimpin mundur, langsung minta ampun, ya itu jangan bermimpi negara ini menjadi negara maju,” kata Jokowi.

“Itu baru bahan satu saja, belum sumber daya laut, sumber daya perkebunan, bukan hanya kelapa sawit, ada kakao,” ucap Jokowi.

Jokowi menyebutkan, Indonesia memiliki peluang menambah nilai komoditi dari sumber daya alam yang sangat melimpah.

“Masih bisa menjadi sebuah potensi dan kekuatan kita, dan kita harapkan semua nilai tambah itu ada di dalam negeri,” kata Jokowi.

“Kalau bangsa kita belum bisa mengelola sendiri, cari partner di luar, enggak papa. Negara itu yang penting bisa dapat pajak. Kalau mentahan kita hanya dapat apa? Dan yang paling penting satu, bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” ujar Jokowi lagi.

Baca juga: Jokowi: Indonesia Berpeluang Jadi Negara Maju 13 Tahun Lagi, Jangan Keliru Pilih Pemimpin

Jokowi berpesan agar pemimpin yang akan datang harus berani.

“Tapi kalau digugat enggak berani, kalau digugat melempem, ya enggak akan sampai kita menjadi negara maju,” kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com