Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tak Dipilih Jadi Cawapres Prabowo, Cak Imin Diyakini Tinggalkan Koalisi dengan Gerindra

Kompas.com - 12/05/2023, 15:09 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diyakini akan hengkang dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) jika ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar, tak dipilih sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Selanjutnya, PKB dinilai sangat mungkin bergabung dengan poros politik lain, seperti Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“PKB berpotensi keluar dari KKIR sebagai bentuk protes keras terhadap perilaku Gerindra, untuk selanjutnya bisa berpeluang bergabung ke Koalisi Perubahan,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Akui Incar Kursi Capres Pemilu 2024, Cak Imin: Kalau Tidak, Ya Cawapres

Pasalnya, PKB dan Gerindra telah sejak lama berkoalisi. Cak Imin, demikian sapaan akrab Muhaimin, sejak awal juga terang-terangan menunjukkan ambisinya sebagai calon RI-2.

Oleh karenanya, jika bukan Muhaimin yang dipilih jadi cawapres Prabowo, sangat mungkin dia dan PKB kecewa dan bermanuver.

Kecuali, jika Prabowo dan Gerindra mampu menawarkan kompensasi logistik politik yang setimpal sebagai “harga” yang harus dibayar karena Imin urung menjadi cawapres.

Pun demikian, Gerindra akan dipandang tidak etis karena mengingkari kerja sama yang sejak lama sudah mereka sepakati.

Baca juga: Cak Imin Tak Lagi Jadi Caleg, PKB: Sudah Saatnya Maju di Pilpres 2024

“Jika Gerindra akhirnya tidak bersama PKB, maka ia akan menanggung beban tudingan partai tidak etik, raja prank, dan tidak menghormati komitmen politik yang terbangun dalam koalisi selama ini,” ujar Umam.

Namun, melihat dinamika politik terkini, Umam menilai, Muhaimin masih punya kans besar buat jadi cawapres Prabowo. Ketimbang Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar yang belakangan disebut-sebut bakal dipasangkan dengan Prabowo, Imin dinilai punya daya tawar yang menjanjikan.

Memang, sebagai pimpinan Partai Golkar, Airlangga sangat mungkin membawa gerbong politik besar.

Akan tetapi, menurut Umam, Prabowo sedianya butuh insentif elektoral dari kekuatan politik Islam. Kekuatan ini dapat menambal massa pendukung Prabowo yang hilang di Jawa Barat, Banten, dan Sumatera.

Baca juga: Elite PKB Sebut Koalisi Besar Hanya Wacana dan Tak Ada Opsi Airlangga Cawapres Prabowo

Selain itu, Menteri Pertahanan tersebut juga dinilai butuh penguatan suara di Jawa Timur, wilayah yang menentukan suara nasional.

Dibandingkan Golkar dan Airlangga, kata Umam, kebutuhan Prabowo itu lebih dapat dipenuhi oleh PKB dan Muhaimin yang dekat dengan kelompok Nahdlatul Ulama.

Oleh karenanya, meski belakangan muncul wacana duet Prabowo-Airlangga, peluang Muhaimin dinilai masih terbuka selama PKB punya daya logistik besar.

“Prabowo tampaknya akan lebih memilih Cak Imin,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com