Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Pilpres Tak Menarik jika Hanya Ganjar dan Prabowo yang Bertanding

Kompas.com - 09/05/2023, 19:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum tata negara Refly Harun berpandangan bahwa sebaiknya Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diikuti oleh banyak pasangan calon (paslon) demi keberlangsungan demokrasi di Indonesia.

Menurutnya, jumlah paslon yang banyak akan menentukan demokrasi Indonesia ke arah lebih baik.

"Kita harap ada genuine election. Kalau yang bertanding cuma Ganjar, Prabowo, enggak menarik. Kalau ada Anies, menarik, meski babak belur," kata Refly dalam diskusi Paramadina Public Policy Institute bertema 'Fenomena Begal Partai & Risiko Runtuhnya Demokrasi di Indonesia' digelar di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (9/5/2023).

"Apalagi, kalau Airlangga-Zulhas berani, bisa jadi empat calon," ujarnya lagi.

Baca juga: Hasto Ungkap Megawati dan Jokowi Sudah Bahas Cawapres Ganjar

Demi keberlangsungan demokrasi, ia pun meminta Pilpres 2024 tidak dipandang sebagai pemilihan pura-pura.

Sebab, ia mengingatkan Indonesia sudah berjuang melalui jalan reformasi dengan mengubah sistem pemilihan kepada rakyat.

"Kalau pura-pura, ngapain kita ubah sistem pemilihan dari MPR? Pemilihan langsung agar kita punya kebebasan dan lebih banyak calon," kata Refly.

Atas hal tersebut, Refly berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas memastikan Pemilu 2024 berjalan jujur dan adil.

Terlebih, Jokowi kini tengah disorot dan dianggap tidak netral menjelang Pemilu.

Baca juga: PDI-P Sebut Elektoral Ganjar Langsung Naik Tinggi Usai Diumumkan Megawati sebagai Capres

Asumsi ini mengemuka pasca Jokowi mengumpulkan enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintah minus Nasdem di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5/2023).

"Intinya bahaya laten pemilu yang curang gitu. Karena itu, menurut saya legacy Jokowi yang harus dia buat adalah memastikan pemilu itu jujur dan adil," ujar Refly.

"Caranya adalah dia bertindak netral, tidak meng-endorse salah satu calon, tapi melakukan sebuah langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa pemilu ini jujur dan adil. Betul-betul dilakukan sebagaimana amanat konstitusi," katanya lagi.

Sebagai informasi, beberapa bulan menjelang Pilpres 2024, tiga nama bakal capres 2024 mulai mengemuka.

Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung PDI-P dan PPP. Kemudian, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerindra.

Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.

Baca juga: Relawan Tunggu Instruksi Jokowi soal Capres yang Akan Didukung di Pilpres 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com