JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku banyak bernostalgia dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla.
Ia mengaku dalam pertemuan itu tidak banyak membahas soal dinamika politik saat ini.
“Tidak (bahas politik). Ya bicara masa lalu,” ujar Prabowo di kediaman Jusuf Kalla, kawasan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2023).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Jusuf Kalla. Ia menyatakan keduanya berbincang hangat tentang ajaran dari para pendahulu.
“(Bahas) masa lalu. Leadership diajarkan seperti para pendahulu kita,” ucap dia.
Baca juga: Prabowo Sambangi Kediaman Jusuf Kalla
Prabowo pun mengatakan memiliki mentor yang sama dengan Jusuf Kalla.
Keduanya banyak belajar dari Panglima ABRI periode 1978-1983 yaitu Jenderal Andi Muhammad Jusuf.
“Kami sama-sama dulu mentornya adalah Pak Andi M Jusuf, Panglima TNI dulu. Ya kita tukar pikiran, cerita masa lalu,” pungkas dia.
Adapun, pertemuan Prabowo dengan Jusuf Kalla berlangsung di tengah dinamika politik yang mulai menghangat. Pertemuan demi pertemuan dilakukan para elite politik jelang Pemilu 2024, termasuk Prabowo.
Baca juga: Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol, PPP Ungkap Potensi Wujudkan Dukungan untuk Ganjar-Prabowo
Prabowo sebelumnya bulat menyatakan diri maju kembali dalam Pemilu 2024 sebagai bakal calon presiden yang diusung Partai Gerindra.
Partai Gerindra juga sudah menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai mitra koalisinya. Kedua partai ini sudah cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) minimal 20 persen.
Namun, masih menjadi teka-teki soal sosok calon wakil presiden yang akan dipasangkan dengan Prabowo.
Di kubu yang berbeda, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menggulirkan wacana duet Prabowo-Ganjar.
Malam ini, sejumlah ketua umum partai dipanggil Presiden Jokowi ke Istana. PPP, salah satu anggota KIB, menyatakan pertemuan ini kemungkinan akan membahas duet Prabowo-Ganjar.
Sementara itu, Jusuf Kalla dikenal sebagai tokoh senior Partai Golkar. Kalla juga dikenal menjadi salah satu pendukung Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Sedangkan Partai Golkar, yang juga tergabung dalam KIB, masih berpatokan pada keputusan partai yang mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai bakal capres. Namun, nama Airlangga masih sulit bersaing dengan kandidat lain karena elektabilitasnya rendah dalam sejumlah survei.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.