Selama berbulan-bulan, survei elektabilitas capres menunjukkan urutan yang sama. Namun, pada akhir 2022 lalu, elektabilitas Prabowo sempat tersalip Anies.
Ini ditunjukkan oleh survei Charta Politika yang dirilis akhir November 2022. Saat itu, elektabilitas Ganjar tercatat 32,6 persen.
Diikuti oleh Anies dengan elektabilitas 23,1 persen, lalu Prabowo yang elektabilitasnya tak terpaut jauh yakni 22,0 persen.
Hasil jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis 21 Desember 2022 juga demikian. Elektabilitas Ganjar tercatat sebesar 26,5 persen, lalu Anies 18,6 persen, dan Prabowo 16,8 persen.
Baca juga: Momen Megawati Pakaikan Peci Bung Karno ke Ganjar Capres PDI-P...
Namun, awal tahun 2023, Prabowo berhasil menyalip Anies. Dengan demikian, bursa kandidat capres kembali menempatkan Ganjar di urutan pertama, Prabowo di urutan kedua, dan Anies di urutan ketiga.
Survei Litbang Kompas yang dirilis 22 Februari 2023 mencatat, Ganjar memimpin klasemen bursa capres dengan elektabilitas 23,2 persen.
Sementara, Prabowo mencatatkan elektoral 18,1 persen, lalu Anies mengantongi elektabilitas 17,6 persen.
Namun demikian, belakangan elektabilitas Ganjar jeblok. Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat, elektabilitas Ganjar berangsur turun sejak Februari 2023.
Pada survei Januari 2023, Ganjar mengantongi elektoral 36,3 persen. Angka tersebut sedikit turun pada Februari 2023 menjadi 35,0 persen.
Pada survei April 2023, elektabilitas Ganjar merosot signifikan sekitar 8,1 persen menjadi 26,9 persen.
Baca juga: Megawati Ungkap Telah Berdialog dengan Jokowi Tetapkan Ganjar Jadi Capres PDI-P
Di saat bersamaan, elektabilitas Prabowo mengalami kenaikan. Pada Januari 2023, elektoral Menteri Pertahanan itu menyentuh angka 23,2 persen.
Lalu naik menjadi 26,7 persen pada Februari 2023, dan melonjak menjadi 30,3 persen pada April 2023.
Raihan elektoral tersebut menempatkan Prabowo sebagai kandidat capres di urutan nomor satu, menggeser nama Ganjar.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan elektabilitas Ganjar merosot. Salah satunya, sinyal dukungan atau endorsement yang berulang kali dimunculkan Presiden Joko Widodo terhadap Prabowo.
Karena kerapnya Prabowo di-endorse Jokowi, sebagian massa presiden perlahan mulai berpindah ke Prabowo, tak lagi semata-mata di pihak Ganjar.