Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Akui Sempat Alami Persekusi karena Rekomendasi Pelecehan Seksual Putri Candrawathi

Kompas.com - 13/04/2023, 16:08 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) sempat mengalami persekusi usai mengeluarkan rekomendasi meminta polisi menyelidiki lebih lanjut dugaan kekerasan seksual yang dilakukan Nofriansyah Yosua Hubabarat atau Brigadir J kepada Putri Candrawathi.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Komnas Perempuan Olivia Talapessy dalam peluncuran Laporan Tahunan (Laptah) Komnas Perempuan, Kamis (13/4/2023).

"Dugaan kekerasan seksual yang bermuara pada rekomendasi agar pihak kepolisian mengusut lebih lanjut dugaan kekerasan seksual itu, kemudian menuai kecaman publik baik dari media massa maupun media sosial yang belum memahami secara utuh terobosan di dalam UU TPKS maupun peran dan fungsi Komnas Perempuan," ujar Olivia.

"Kecaman publik dengan cara intimidatif dan bahkan mengarah pada persekusi sempat mengguncang Komnas Perempuan. Dalam tataran personal maupun institusi," katanya lagi

.Baca juga: Arti Upaya Banding Ferdy Sambo dan Putusannya dalam Kasus Brigadir J

Ia juga menyebut bahwa itu kali pertama Komnas Perempuan mengeluarkan rekomendasi yang dituntut secara hukum karena dinilai mengganggu ketertiban umum.

Tuntutan di Pengadian Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta itu menyebutkan bahwa rekomendasi Komnas Perempuan membuat gaduh kasus pembunuhan Brigadir J.

Meskipun dalam putusan diputuskan bahwa Komnas Perempuan tidak bersalah dan aduan dinilai tidak berdasar.

"PTUN Jakarta telah memutus perkara tersebut sebagai laporan yang tidak berdasar. Ini menjadi dasar pijak bagi Komnas Perempuan untuk mengembangkan komunikasi yang lebih baik, agar masyarakat lebih dapat memahami peran, kkewenagnan dan tugas dari Komnas Perempuan," ujar Olivia.

Baca juga: Komnas Perempuan Sebut Masih Ada SDM-nya Dibayar di Bawah UMP Jakarta

Diketahui, Komnas Perempuan bersama Komnas HAM memberikan kesimpulan ada dugaan kuat terjadi kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi.

Sebab dugaan kuat itu, Komnas Perempuan merekomendasikan Polri agar mengusut kembali kasus dugaan kekerasan seksual itu secara mendalam.

Rekomendasi itu menimbulkan reaksi negatif publik, khususnya keluarga Brigadir J.

Dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Majelis Hakim yang dipimpin Wahyu Iman Santosa memutuskan tak ada peristiwa kekerasan seksual. Sebaliknya, terjadi hal yang membuat Putri Candrawathi sakit hati kepada Brigadir J.

Baca juga: Harap Banding Ferdy Sambo dkk Ditolak, Ayah Brigadir J: Tak Ada Hal yang Meringankan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Khofifah-Emil Dardak Datangi Rumah Airlangga, Klaim Sudah Didukung Golkar Maju Pilkada Jatim

Nasional
Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Dilarang Bentangkan Spanduk dan Bendera di Arab Saudi

Nasional
Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com