Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung Lautan Api: Saat Para Pejuang Membumihanguskan Kota buat Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 23/03/2023, 11:49 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, 77 tahun yang lalu, api berkobar di seluruh Bandung. Si jago merah melahap rumah-rumah penduduk dan banyak bangunan vital, membumihanguskan sudut-sudut Kota Kembang.

Sejarah kini mencatat peristiwa tersebut sebagai Bandung Lautan Api, jerih payah para pejuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Awal mula

Peristiwa Bandung Lautan Api bermula dari datangnya tentara Sekutu yang dibonceng tentara NICA Belanda ke Bandung, Jawa Barat, 12 Oktober 1945.

Saat itu, Indonesia baru 2 bulan memproklamirkan kemerdekaan sehingga kondisi pertahanan dan keamanan Tanah Air belum cukup stabil.

Baca juga: Merawat Kemerdekaan dan Menjaga Kedaulatan Negara di Udara

Mengutip buku Bandung 1945-1946 (2019) karya Egi Azwul Fikri, kedatangan Sekutu memicu kemarahan rakyat.

Bagaimana tidak, Sekutu di bawah Brigade Mac Donald menuntut agar semua senjata di tangan penduduk Bandung yang sebelumnya dilucuti oleh para pemuda dari tentara Jepang diserahkan ke pihak Sekutu. Tentara Sekutu juga membangun markas di sejumlah hotel di sudut-sudut Kota Bandung.

Rakyat pun dibuat naik pitam. Akhirnya, 21 November 1945 malam, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) serta badan-badan perjuangan melancarkan serangan ke markas-markas Sekutu di Bandung Utara.

Tak menyerah, tiga hari setelah serangan tersebut, Brigade Mac Donald mengultimatum rakyat agar mengosongkan Bandung Utara selambat-lambatnya pada 29 November 1945.

Baca juga: Cerita Pejuang Kemerdekaan di Garis Belakang, Terpaksa Curi Buah untuk Perbekalan Tentara hingga Tukar Beras dengan Senjata Jepang

Sekutu juga membagi Kota Bandung menjadi dua wilayah, Bandung Utara untuk wilayah kekuasaan mereka dan Bandung Selatan buat pemerintah RI.

Situasi kian memanas. Ultimatum itu dijawab pasukan Indonesia dengan mendirikan pos-pos gerilya di berbagai titik.

Selama bulan Desember terjadi beberapa pertempuran di berbagai tempat, antara lain Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki, dan Viaduct.

Memasuki awal tahun 1946, pertempuran berkobar semakin sporadis. Kemarahan rakyat kian memuncak sehingga Tentara Republik Indonesia (TRI), TNI saat itu, menjalankan operasi pembumihangusan Bandung.

Baca juga: Saat Presiden Soekarno Menutup Kuping Dengar Musik Ngak Ngik Ngok...

Bandung Lautan Api

Operasi pembumihangusan Bandung diputuskan setelah melalui pembahasan yang panjang.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekutu yang semakin terdesak oleh perlawanan rakyat mencoba mendekati petinggi pemerintahan RI.

Pada 23 Maret 1946, mereka mengultimatum Perdana Menteri Syahrir agar selambat-lambatnya pukul 24.00 WIB tanggal 24 Maret 1946 pasukan Indonesia meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10-11 kilometer dari pusat kota.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com