Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Merawat Kemerdekaan dan Menjaga Kedaulatan Negara di Udara

Kompas.com - 30/10/2022, 13:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TUGAS pokok TNI menurut Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2002 adalah mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan Bangsa.

TNI AU sesuai dengan doktrin Swa Bhuwana Paksa No. KEP/24/X/2002 dan Bujukdas (Buku Petunjuk Dasar) TNI AU No.KEP/25/X/2002, bertugas sebagai penegak kedaulatan negara di udara, mempertahankan keutuhan wilayah udara NKRI, menegakkan hukum di wilayah udara nasional, serta melindungi seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan yang menggunakan wahana udara atau melalui media udara.

Intinya adalah bahwa kekuatan pertahanan negara di udara mutlak diperlukan oleh setiap bangsa.

Negara Kesatuan Republik Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Kemerdekaan yang dicapai dengan perjuangan panjang penuh pengorbanan itu sangat melekat dengan kedaulatan, kehormatan, dan martabat sebagai bangsa.

Eksistensi Indonesia sebagai negara yang merdeka akan sangat tergantung pada bagaimana bangsanya menjaga kedaulatan, kehormatan, dan martabatnya di kancah antarbangsa.

Vietnam sebagai negara yang sangat terkenal dengan militansinya, menjadi salah satu negara yang mewakili bangsa Asia di panggung global dengan “kemenangan” sangat mengagumkan ketika berhasil “mengusir” negara super Power Amerika Serikat dari tanah airnya.

Presiden Vietnam tahun 2018, yang juga salah seorang pejuang kemerdekaan Vietnam pernah berkata bahwa: “What belong to our independence and National Sovereignty, we will never give up”. Untuk kemerdekaan dan kedaulatan, kita tidak akan pernah menyerah.

Ketika Amerika Serikat diserang secara mendadak di Pearl Harbor pada 1941, para pemikir tentang perang di Amerika Serikat sampai pada kesimpulan bahwa ternyata “War might come at any moment and at any place”.

Walaupun Amerika masih berhubungan diplomatik dengan Jepang dan teknologi ketika itu belum mampu memproduksi pesawat terbang yang dapat terbang langsung dari Jepang ke Hawai, namun ternyata serangan udara armada Angkatan Laut Jepang tetap terjadi di Pearl Harbor.

Serangan dilakukan tanpa declaration of war dan pesawat terbang yang datang menyerang ternyata berasal dari kapal induk yang sudah berada dekat dengan Pearl Harbor.

Jenderal Italia Giulio Douhet, salah seorang pemikir tentang Air Power, awal tahun 1900-an dalam bukunya Command of The Air menekankan beberapa prinsip penting.

Dikatakannya bahwa war will begin in the air, perang akan dimulai dari udara. Berikutnya disebutkan bahwa everyone will be trying to get advantage of surprise, setiap orang dalam peperangan pasti akan berusaha mengambil keuntungan dengan melakukan serangan mendadak.

He who is unprepared is lost, mereka yang tidak siap, dipastikan akan menderita kekalahan. Decision will come in the air sooner than on land and sea, sebuah keputusan yang berasal dari udara akan datang lebih cepat daripada di darat dan laut.

Prinsip-prinsip itulah yang dianut Jepang saat meyerang kedudukan Amerika Serikat di Pearl Harbor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com