JAKARTA, KOMPAS.com - Foto Presiden Soekarno menutup kedua kupingnya di tengah pertunjukan musik beredar di jagat maya.
Foto hitam putih tersebut diambil saat Soekarno melawat ke Athena, Yunani, pada 9 Juli 1965. Bung Karno disambut oleh Trio Greco, grup musik asal Yunani.
Sedikit menahan senyum sembari mengisap rokok saat difoto, Bung Karno sedianya sedang bercanda. Sebab kala itu Soekarno sedang gencar mengampanyekan larangan mendengar musik barat.
Baca juga: Inggit Garnasih, Istri Soekarno yang Setia di Masa Sulit
Soekarno menyebut musik barat sebagai musik ngak ngik ngok. Musik ngak ngik ngok saat itu disematkan kepada lagu-lagu dari grup musik seperti The Beatles, Rolling Stone, dan The Shadow.
Menurut Soekarno, lagu-lagu mereka hedonis dan tidak sesuai dengan semangat kebangsaan. Selain itu Soekarno menilai lagu-lagu barat mempertontonkan kebudayaan negara-negara imperialis yang bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia.
"Kenapa di kalangan engkau banyak yang tidak menentang imperialisme kebudayaan? Kenapa di kalagan engkau banya yang masih rock and roll-rock and roll-an, dansa-dansian ala cha cha cha, musik-musikan ala ngak ngik ngok," kata Bung karno dalam salah satu pidatonya.
Pemerintah bahkan memberikan sanksi bagi masyarakat yang masih mendengar dan memperjualbelikan karya-karya The Beatles dan Rolling Stone.
Polisi yang waktu itu didukung oleh para pemuda yang berafiliasi dengan Lekra merazia piringan hitam The Beatles, Rolling Stone, dan The Shadow.
Baca juga: Sejarah Ancol, Bermula dari Kunjungan Soekarno ke Disneyland
Grup musik Koes Bersaudara yang kini dikenal dengan nama Koes Plus ikut kena getahnya lantaran penampilan dan lagu-lagu mereka mirip dengan The Beatles.
Lagu-lagu Koes Bersaudara yang bertemakan percintaan di kalangan remaja pun ikut kena razia. Piringan hitam yang berisikan lagu-lagu mereka dihancurkan.
Koes Bersaudara bahkan sempat dipenjara karena kedapatan memainkan lagu The Beatles di sebuah acara makan malam di Jakarta, pada 24 juni 1965.
Tidak semua masyarakat setuju dengan ide Soekarno yang melarang musik-musik ngak ngik ngok.
Namun mayoritas dari mereka memilih untuk tetap diam ketimbang bersuara menentang Soekarno. Masyarakat yang tidak setuju itu takut dicap kontra-revolusi dan tak berjiwa nasionalis karena memprotes larangan Bung Besar soal musik ngak ngik ngok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.