Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Nasib Cak Imin Usai Gerindra Buka Peluang Usung Prabowo-Ganjar

Kompas.com - 13/03/2023, 06:38 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menjadi sorotan dalam kontestasi menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Kali ini, namanya masuk dalam radar calon wakil presiden (cawapres) yang berpeluang diusung Partai Gerindra.

Kader PDI-P itu berpeluang disandingkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selaku calon presiden (capres).

Hal tersebut dinyatakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Baca juga: Prabowo Bisa Sapu Suara di Jateng-Jatim Jika Gandeng Ganjar Jadi Cawapres

Mulanya, Hashim ditanya awak media mengenai momen keakraban Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo, dan Ganjar dalam acara Panen Raya di Kebumen, Jawa Tengah.

Dia tak memungkiri wacana memasangkan Prabowo dan Ganjar terbuka dari Gerindra.

"Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim ditemui di Gedung Joang' 45, usai deklarasi relawan Prabowo Mania 08, Minggu (12/3/2023).

Meski mengungkap peluang mengusung Ganjar, Hashim menegaskan bahwa Prabowo harus tetap di posisi capres.

Baca juga: Wacana Prabowo-Ganjar di Pilpres, Mungkinkah Cak Imin Rela Disalip?

Menurut dia, sudah tak mungkin Prabowo diusung sebagai cawapres.

"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," imbuh adik kandung Prabowo itu.

Persetujuan PKB

Usai menyatakan peluang mengusung Ganjar sebagai cawapres, Hashim kembali menegaskan komitmen Gerindra pada rekan koalisinya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ia menyampaikan, peluang Ganjar sebagai cawapres tak bisa terjadi apabila PKB tidak merestuinya.

"Kemungkinan itu terbuka kalau Pak Ganjar mau jadi. Tapi, harus disetujui oleh PKB. Kan begitu harus disetujui PKB, kami terbuka lah," kata Hashim.

Baca juga: Soal Peluang Duet dengan Ganjar, Gerindra: Prabowo Lebih Senior, Tidak Mungkin Cawapres

Selain itu, peluang duet tersebut juga bisa terwujud apabila Ganjar bersedia masuk gerbong Koalisi Gerindra.

Meski demikian, diakui Hashim, belum ada pembicaraan antara Gerindra, Prabowo maupun Ganjar terkait duet itu.

Ketua Umum Partai Gerindra memberikan salam hormat kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dalam agenda “PKB Road To Election 2024” di Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).(PKB) Ketua Umum Partai Gerindra memberikan salam hormat kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dalam agenda “PKB Road To Election 2024” di Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).

Tak harus Muhaimin

Gerindra juga memastikan bahwa tidak ada keharusan untuk mengusung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.

Hashim berpandangan, pencalonan Muhaimin dalam Pilpres baru merupakan kesepakatan PKB.

Menurutnya, jika nama Muhaimin pasti diusung koalisi Gerindra-PKB, maka tak perlu lagi ada pembahasan soal capres-cawapres.

Baca juga: Sempat Usul Ditunda, Kini Cak Imin Ingin Pemilu 2024 Sesuai Jadwal

Sebab, jika demikian, maka deklarasi paslon sudah dilakukan Gerindra-PKB sejak awal terbentuknya koalisi.

"Kami menangkap tidak perlu sampai 100 persen harus Pak Muhaimin. Kalau harus Pak Muhaimin, kan sudah deklarasi bulan Agustus tahun lalu," ungkapnya.

Oleh karena itu, Hashim menegaskan bahwa Gerindra dan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya masih terbuka mengusung tokoh tertentu untuk Pilpres 2024.

Pertemuan Prabowo-Cak Imin

Terungkapnya peluang Prabowo-Ganjar dipasangkan pada Pilpres 2024, nampaknya tak membuat pertemuan Prabowo dan Muhaimin tersendat.

Prabowo dan Muhaimin dikabarkan bertemu di Sidoarjo, Jawa Timur.

Kedua tokoh pemimpin partai politik itu bertemu di sebuah acara pernikahan putra tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali di Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo.

Keduanya didoakan oleh Gus Ali untuk maju berpasangan dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Gerindra Sebut Pencalonan Cak Imin untuk Pilpres 2024 Tidak Mutlak

"Ya, Alhamdulillah, Gus Ali mendoakan pasangan kita supaya sukses," kata Cak Imin dalam keterangan video yang diterima Kompas.com, Minggu.

Ditanya awak media, Cak Imin berharap dirinya dan Prabowo betul-betul berpasangan dalam Pilpres 2024.

Pasangan ini diharapkan maju dari koalisi PKB-Gerindra.

"Semoga, semoga (jadi diusung)," harap Wakil Ketua DPR RI ini.

Sementara itu, Prabowo menyatakan bahwa dirinya masih menjaga hubungan baik dengan Cak Imin.

Dari pertemuan ini, dia berharap bersama Cak Imin mampu mewujudkan situasi negara jelang Pemilu tetap sejuk dan damai.

"Alhamdulillah kita melihat perkembangan, kita bersyukur, kita bertekad untuk selalu kerja sama dengan baik," ujar Prabowo.

"Supaya, suasana negara dan bangsa sejuk, proses kenegaraan berjalan dengan sejuk dan baik dan damai," pungkas Menteri Pertahanan itu.

Nasib Muhaimin?

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan bahwa kemungkinan Cak Imin akan bernasib sama seperti pencapresan periode sebelumnya di mana dia tak jadi ikut berkontestasi dalam Pilpres.

Hal itu bisa terjadi apabila duet Prabowo dan Ganjar direstui PDI-P.

Muhaimin yang tadinya dianggap memiliki daya tawar politik cukup kuat, justru tak lagi besar jika PDI-P merestui Ganjar.

"Kecuali jika masuknya Ganjar diusung PDI-P, maka faktor Muhaimin tidak lagi besar. Tetapi rasanya sulit bagi PDI-P jika hanya mendapatkan cawapres dan Ganjar," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Terbuka Usung Ganjar di Pilpres 2024, Gerindra: Dengan Catatan, Prabowo Capres

Meski demikian, menurut dia, sulit bagi PDI-P merelakan Ganjar sekadar mendapatkan posisi cawapres.

Ia berujar, posisi "kedua" dalam pencapresan itu justru lebih baik diisi oleh Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPR Puan Maharani.

"Ganjar sendiri sebenarnya tidak potensial sebagai cawapres, kecuali memang membawa serta PDI-P," jelasnya.

Muhaimin, lanjut Dedi, dalam pencapresan periode-periode sebelumnya hanya sebatas propaganda politik.

Dalam arti, tidak ada keseriusan untuk mencalonkan Muhaimin hingga arena pertarungan Pilpres yang sesungguhnya.

"(Pencapresan Muhaimin) tidak benar-benar diupayakan untuk kontestasi. Itu tidak lebih untuk konsolidasi internal. Dan seharusnya begitu semua ketua umum partai, motivasi pencapresan harus tinggi," pungkas Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com