Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawati Alami Pelecehan Seksual Saat Meliput Rakernas Partai Ummat

Kompas.com - 14/02/2023, 21:31 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wartawati media online berinisial D diduga mengalami pelecehan seksual ketika sedang meliput Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-1 Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (14/2/2023).

Juru Bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya mengonfirmasi adanya kejadian dugaan pelecehan seksual yang menimpa D itu. Akan tetapi, Mustofa menepis kalau pelaku pelecehan seksual itu merupakan kader Partai Ummat.

Baca juga: Partai Ummat Siapkan Bus untuk Antar Anies ke Istana

Mustofa menduga pelaku pelecehan seksual itu membeli atribut seragam Partai Ummat, sehingga terlihat seperti kader Partai Ummat.

"Ah enggak mungkin (pelakunya kader Partai Ummat). Itu pasti penyusup itu," ujar Mustofa saat dimintai konfirmasi.

Mustofa menyayangkan korban tidak melaporkan langsung kejadian yang dialaminya kepada pihak panitia. Walau begitu, dirinya memastikan Partai Ummat akan menelusuri pelaku pelecehan seksual ini.

"Saya baru dapat laporan, (tapi) kami belum dapat laporan dari korbannya. Kenapa enggak lapor ke kita? Itu masalahnya. Tapi nanti gini, ada laporan atau tidak, kalau kami tahu, kami akan serahkan ke pihak berwajib untuk pelecehan seksual," tuturnya.

Baca juga: Anies Langsung Peluk Amien Rais Saat Tiba di Rakernas Partai Ummat, Diteriaki Presiden

Mustofa mengeklaim sudah ada lebih dari 100 personel keamanan yang bertugas menjaga acara Rakernas Partai Ummat.

Dia minta maaf apabila pihak keamanan tidak bisa membedakan mana kader Partai Ummat yang asli dan mana yang tidak.

"Mohon maaf sekali keamanan sudah maksimal. Tetapi tidak bisa mendeteksi antara para pelaku dengan orang Partai Ummat, mereka bisa nyamar karena bisa membeli atribut," kata Mustofa.

"Mereka bisa membeli kaos, di luar itu ada bazar yang menjual atribut. Jadi kalau bukan orang Partai Ummat, beli kaos bisa saja," sambungnya.

Baca juga: Ketum Partai Ummat Nilai Ada Anggapan yang Salah soal Politik Identitas

Selain itu, kata Mustofa, gelaran Rakernas Partai Ummat ini juga diwarnai dengan pencurian 11 ponsel, charger, hingga tas.

Dia menyebut ada 1.700 orang yang mengikuti Rakernas ke-1 Partai Ummat ini. Mustofa mengakui pihak keamanan kebobolan.

"Meskipun tim keamanan sudah sangat banyak, tapi kami kebobolan. Selain kekerasan seksual itu, tadi ada yang kehilangan handphone, kehilangan charger, dan tas," jelas Mustofa.

Mustofa pun memastikan Partai Ummat akan meningkatkan kewaspadaan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Baca juga: Partai Ummat: Ada Gerakan Siluman ke Ormas, Kampus, dan Kiai agar Pemilu Ditunda

Sementara itu, D mengaku belum menerima permintaan maaf dari Partai Ummat selaku penyelenggara acara terkait kejadian yang menimpanya.

Kronologi kejadian

Kejadian bermula ketika pihak Partai Ummat menyediakan ruang konferensi pers untuk Anies Baswedan selaku bakal capres Partai Ummat yang hadir ke lokasi. Namun, Anies memilih untuk konferensi pers di luar ruangan yang disediakan oleh panitia.

Baca juga: 98 Persen Kader Partai Ummat Ingin Anies Jadi Capres 2024

Walhasil, awak media mewawancarai Anies di luar ruangan. Saat itu, kondisinya sangat sesak lantaran banyak kader Partai Ummat yang antusias bertemu dengan Anies.

Di tengah-tengah proses wawancara tersebut, D mengalami pelecehan seksual. Namun, D mengatakan, dirinya tidak melihat secara jelas wajah pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com