Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkapan Lukas Enembe, Langkah Maju KPK Mengusut Dugaan Suap APBD Papua

Kompas.com - 11/01/2023, 08:27 WIB
Syakirun Ni'am,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Pasca-penangkapan Lukas, kerusuhan sempat pecah. Sejumlah simpatisan Lukas menyerang Mako Brimob. Mereka datang membawa senjata tajam.

Saat situasi semakin memanas, polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan Lukas.

Kerusuhan juga meletus di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. Massa merangsek dengan membawa senjata tajam dan panah.

Polisi pun melepas tembakan peringatan namun diabaikan massa.

Baca juga: Penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, 1 Orang Tewas, 2 Luka Saat Terjadi Gesekan di Area Bandara Sentani

Petugas akhirnya melepaskan timah panas dan mengakibatkan satu warga tewas. Sementara, dua orang lainnya mengalami luka tembak.

"Iya betul ada satu korban meninggal dunia," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Menurut Benny, jenazah simpatisan Lukas itu disimpan di RSUD Yowari.

Terkait hal ini, Ali Fikri mengatakan, pihaknya telah meminta bantuan kepolisian untuk mengantisipasi keamanan, baik di Papua maupun Jakarta.

Menurut dia, KPK telah dibantu aparat sejak tim penyidik diterjunkan ke Papua, melakukan penangkapan, dan membawanya ke Jakarta.

“Ya tentu antisipasi, pasti kami lakukan begitu ya,” kata Ali.

Sakitnya Enembe diragukan

Beberapa hari sebelum Lukas ditangkap, KPK menyatakan menyoroti aktivitas Lukas Enembe yang meresmikan Kantor Gubernur dan sejumlah instansi di Papua.

Lukas untuk pertama kalinya muncul ke publik pada 30 Desember.


Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri mengungkapkan, pihaknya memandang Lukas tidak sakit sebagaimana diklaim oleh pengacara ini.

“Ternyata kemudian kan tersangka Lukas Enembe muncul di ruang publik dalam keadaan yang teman-teman bisa lihat tidak seperti yang dinarasikan dan bahkan tanda kutip diancamkan kan oleh penasehat hukumnya,” kata Ali saat ditemui awak media di KPK, Selasa (10/1/2023).

Ali mengatakan, KPK memang telah mengikuti pemberitaan terkait kondisi kesehatan Lukas Enembe. Pengacara Lukas juga beberapa kali ke Jakarta untuk menyerahkan hasil rekam medis.

Baca juga: Gubernur Papua Lukas Enembe Tiba di RSPAD Gatot Soebroto

Namun demikian, KPK tidak bisa mempercayai begitu saja pengakuan dan dokumen riwayat sakit Enembe.

Karena itu, KPK mendatangi kediaman Lukas untuk memeriksa kesehatannya pada 3 November 2022.

Ali menepis kondisi Lukas seperti klaim pengacaranya. Mereka mengancam KPK harus bertanggung jawab jika Lukas meninggal karena tidak diizinkan berobat di Singapura.

“Tapi faktanya kan (kesehatan Lukas) sebaliknya, sehingga KPK juga kemudian memiliki argumentasi lain, tidak memenuhi itu semua, kan begitu,” tutur Ali.

Sementara itu, dalam wawancara dengan Kompas TV, Ali menuturkan, pihaknya tidak mempercayai klaim pengacara yang menyebut Lukas sakit.

“Kami juga tidak percaya terkait dengan kondisi kesehatan tersangka dimaksud,” kata Ali.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Nasional
Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Nasional
Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Nasional
Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Nasional
Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Nasional
Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Nasional
Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Nasional
PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Jokowi di WWF Bagian Tugas Kenegaraan

PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Jokowi di WWF Bagian Tugas Kenegaraan

Nasional
Projo Sebut Jokowi Sedang Kalkulasi untuk Gabung Parpol

Projo Sebut Jokowi Sedang Kalkulasi untuk Gabung Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com