Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Keselamatan Ibu dan Bayi, BKKBN Sarankan Ibu Hamil di Usia 20-35 Tahun

Kompas.com - 24/12/2022, 18:23 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan kepada seorang calon ibu atau ibu untuk tidak hamil di atas usia 35 tahun.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, idealnya seorang ibu mengandung atau hamil adalah di usia 20 sampai 35 tahun.

"Hamil yang sehat antara usia 20 sampai dengan usia 35 tahun," kata Hasto kepada Kompas.com, Sabtu (24/12/2022).

Baca juga: BKKBN: Dalam Setahun, Jumlah Keluarga di RI Bertambah 2.271.917

Menurut Hasto, ibu yang hamil di usia 20-30 tahun dapat menghindari terjadinya risiko kematian, perburukan kesehatan dan kondisi janin dalam kandungan.

Sebab, jika hamil di atas usia tersebut, potensi timbulnya kandungan yang mengalami kelainan atau cacat bawaan (kongenital) seperti gangguan fungsi organ atau bagian tubuh tertentu bisa saja terjadi.

"Kehamilan risiko tinggi, kematian ibu meningkat, cacat pada bayi meningkat," kata Hasto.

Dalam kesempatan berbeda, BKKBN juga pernah menegaskan bahwa angka kematian ibu dan bayi yang tinggi masih menjadi ancaman bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Baca juga: Konsisten Turunkan Stunting 2,7 Persen Per Tahun, Pemprov Riau Terima Penghargaan dari BKKBN

Hasto menyatakan, dari 1.000 kelahiran baru, 24 bayi di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

“Kita semua harus merasa prihatin, angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Kita bayangkan sejenak bahwa angka kematian bayi kita masih 24 per 1.000," kata Hasto dalam webinar bertajuk Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi, Stunting, dan Penurunan Angka Kematian Ibu, Senin (15/8/2022).

"Artinya, setiap 1.000 kelahiran yang mati 24. Kalau ada 100 orang melahirkan yang mati antara 2 dan 3,” terang dia.

Sementara itu, tingginya angka kematian ibu dan bayi juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi misalnya fase sebelum hamil.

Baca juga: Kepala BKKBN Sebut Ratusan Keluarga Terdampak Gempa Cianjur Berisiko Tinggi Stunting

Lazimnya, tingginya kematian yang menimpa ibu dan bayi disebabkan oleh kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-lain.

Kemudian ketika hamil, ibu juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan penyakit lainnya.

Oleh sebab itu, BKKBN memberikan saran untuk dapat mencegah kematian ibu dan bayi dengan fase kehamilan yang ideal untuk keselamatan ibu dan bayi serta tumbuh kembangnya.

Baca juga: Kepala BKKBN: Stunting pada Anak Tidak Genetik, tapi karena Salah Urus

“Bisa dibayangkan, bisa 2.000-3.000 ibu melahirkan mati setiap tahunnya di Indonesia. Kematian ibu dan bayi sebagian besar adalah preventable atau kematian-kematian yang bisa dicegah,” kata Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com